REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako menyapa publik untuk pertama kalinya setelah naik takhta. Sorak-sorai terdengar riuh ketika Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako muncul di beranda istana dan melambaikan tangan kepada masyarakat yang telah menunggu selama berjam-jam.
"Saya berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan Anda. Saya berharap negara kita dapat berjalan beriringan dengan negara-negara lain, dan menciptakan perdamaian global," ujar Kaisar Naruhito dalam pidato perdananya di hadapan publik, dilansir Japan Times, Sabtu (4/5).
Permaisuri Masako yang mengenakan gaun dan topi berwarna kuning tampak melambaikan tangan dan tersenyum kepada seluruh masyarakat yang hadir. Dilaporkan NHK, Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako akan tampil ke publik sebanyak enam kali dalam setiap jam di beranda istana. Kemunculan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako akan dimulai pada pukul 10.00 waktu setempat.
Keduanya akan didampingi oleh Putra Mahkota Akishino dan anggota keluarga kekaisaran lainnya. Namun, Kaisar Emeritus Akihito dan Permaisuri Emerita Machiko tidak hadir.
Dari beranda istana, Naruhito berterima kasih kepada ribuan warga yang telah memberikannya ucapan selamat. Naruhito berharap dapat berbagi kebahagiaan dan menjaga perdamaian dengan seluruh dunia.
Masyarakat yang hadir diminta masuk dari gerbang utama istana antara pukul 09.30 hingga 14.30. Masyarakat harus melintasi Jembatan Nijubashi untuk menuju ke alun-alun di depan istana. Antrean masuk ke istana dapat memakan waktu lebih dari dua jam.
Istana Kekaisaran Jepang biasanya dibuka untuk umum pada 2 Januari dan ketika ulang tahun kaisar. Ini adalah kedua kalinya istana dibuka untuk umum karena menandai suksesi kekaisaran.
Naruhito naik takhta Krisan pada Rabu lalu, menggantikan ayahnya, Akihito yang sudah berusia 85 tahun. Naruhito adalah kaisar Jepang pertama yang pernah belajar di luar negeri. Ia juga kaisar pertama yang lahir setelah Perang Dunia II. Ia resmi dinobatkan sebagai kaisar pada tengah malam setelah Akihito menyerahkan takhtanya.
Naruhito berjanji mematuhi konstitusi yang melepaskan kekuasaan politik kaisar. Dia juga mengatakan akan memenuhi tugasnya sebagai simbol negara dan selalu berpihak pada rakyat. Dalam pidato pertamanya sebagai seorang kaisar, Naruhito berjanji mengikuti apa yang sudah dilakukan ayahnya Akihito untuk menjaga perdamaian dan berbagi kebahagiaan serta duka cita dengan rakyatnya.
Naruhito dinilai sebagai generasi baru kaisar Jepang. Pandangannya ditempa oleh pilihan orang tuanya yang menentang tradisi. Kaisar Emeritus Akihito menjalani pengabdiannya selama tiga puluhan tahun berjuang melepaskan diri dari bayang-bayang ayahnya.