Senin 06 May 2019 18:05 WIB

Gaji ASN Sukabumi Mulai Langsung Dipotong untuk Zakat

Pemotongan gaji untuk membayar zakat dimulai pada bulan Mei.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Aparatur Sipil Negara (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Aparatur Sipil Negara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para aparatur sipil negara (ASN) di Kota Sukabumi mulai diharuskan untuk membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Pada Mei 2019 ini gaji para ASN langsung dipotong untuk membayar zakat. "Pada Mei 2019 ini efektif gaji akan dipotong untuk membayar zakat," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi Senin (6/5).

Upaya tersebut sebelumnya telah diterapkan di sejumlah intansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan dan rumah sakit. Namun kini semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Sukabumi akan menerapkannya. Sehingga pengumpulan zakat ASN akan terkonsentrasi di lembaga Baznas.

Baca Juga

Menrut Fahmi, ia meyakini para ASN sebelumnya sudah membayar zakat namun belum terkoordinasi di satu lembaga. Harapannya pengumpulan bisa terkonsentrasi di Baznas agar bisa diukur seberapa besar dampak pengurangan kemiskinan dengan pemberdayaan zakat. 

Penerapan kebijakan ini sejala dengan visi pemkot yakni mewujudkan Sukabumi yang religius, nyaman dan sejahtera. Sehingga bila zakat ditunaikan diharapkan bisa mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan angka kenyamanan dan kesejahteraan.

Sebelumnya, warga Kota Sukabumi diberikan kemudahan untuk membayar zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Sebabnya kini umat Islam di Kota Sukabumi bisa memanfaatkan aplikasi di media gadget yakni My QR BRI Baznas Kota Sukabumi. "Teknologi informasi berkembang dengan cepat termasuk dalam hal membayar zakat," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan.

Ia menerangkan dengan aplikasi My QR ini warga akan dimudahkan untuk membayar zakat, infak dan sedekah melalui sarana handphone (HP) yang dipegangnya. Menurut Fahmi, aplikasi ini merupakan kerja sama antara Baznas Sukabumi dan BRI. Harapannya dengan kemudahan ini maka masyarakat lebih nyaman dan tertarik untuk membayakan zakat. Fahmi optimistis dengan kemudahan teknologi ini akan meningkatkan perolehan ZIS yang disalurkan melalui Baznas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement