REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saudi Telecom Company menghimpun dana sebesar 1,25 miliar dolar AS melalui penjualan sukuk. Ini merupakan upaya operator telekomunikasi terbesar di kerajaan berdasarkan nilai pasar untuk mendiversifikasi keuangannya dan berinvestasi dalam rencana pertumbuhan.
"Sukuk dalam jangka waktu 10 tahun ini memiliki imbal hasil 3,89 persen per tahun. Penjualan sukuk dalam denominasi dolar AS adalah penerbitan pertama dari program utang 5 miliar dolar AS yang didirikan awal tahun ini," kata perusahaan dalam pengajuan bursa ke bursa saham Tadawul, di mana sahamnya diperdagangkan, dilansir di The National, Senin (6/5).
HSBC, JP Morgan Securities, Standard Chartered, Samba Capital & Manajemen Investasi, First Abu Dhabi Bank dan KFH Capital Investment menjadi penasihat STC tentang penjualan sukuk.
Sejumlah penguasa, entitas terkait pemerintah, lembaga keuangan dan perusahaan swasta dari seluruh kawasan telah memanfaatkan pasar modal utang tahun ini, setelah sikap dovish Federal Reserve AS tentang kenaikan suku bunga.
Saudi Aramco, perusahaan penghasil minyak terbesar di dunia, menerima lebih dari 100 milyar dolar AS penawaran dalam buku pesanan untuk penawaran obligasi internasional perdana senilai 12 miliar dolar AS.
Potensi penggalangan dana oleh STC akan membantu menopang keuangan perusahaan dan membangun kehadiran internasional di pasar modal utang melalui program ini, dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan di komunitas investor.
Tujuan dari program sukuk adalah untuk mendukung pelaksanaan strategi perusahaan dan rencana masa depan.
"Ini akan membantu perusahaan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan mendapatkan manfaat dari fitur-fitur pasar modal utang internasional dalam hal likuiditas, harga kompetitif dan diversifikasi basis investor," kata perusahaan.