Selasa 07 May 2019 22:52 WIB

Agresi Israel Awal Ramadhan, 13 Sekolah Gaza Rusak Berat

Agresi Israel adalah yang terburuk sejak 2014.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sebanyak 13 sekolah di Jalur Gaza rusak parah akibat agresi militer Israel akhir pekan lalu. Pertempuran terbaru antara Israel dan faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza memang disebut sebagai yang terburuk sejak 2014.

Dilaporkan laman Alaraby, Senin (6/5), Kementerian Pendidikan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, sekolah-sekolah yang rusak berat akibat serangan Israel berada di sepanjang Jalur Gaza. Lima sekolah yang kondisi benar-benar hancur berlokasi di Khan Younis Barat. Tak hanya bangunanya yang terkoyak, halaman sekolah itu pun dipenuhi pecahan peluru.

Baca Juga

Belum ada pengumuman tentang kapan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah terkait dan sekolah lainnya akan dilanjutkan. Namun yang pasti hancurnya gedung sekolah semakin menyulitkan anak-anak Palestina di Gaza mengakses pendidikan.

Sepanjang akhir pekan lalu, Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Gedung-gedung di wilayah yang terblokade itu porak-poranda. Sebanyak 24 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan Israel.

Faksi-faksi perlawanan Palestina, terutama Hamas dan Jihad Islam, membalas serangan Israel dengan meluncurkan ratusan roket ke wilayahnya. Sebanyak empat warga Israel dilaporkan tewas.

Setelah pertempuran mematikan itu, Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata pada Senin. Hal itu tercapai dengan bantuan mediasi dari Mesir. Kendati pejabat Hamas dan Israel tak ada yang mengumumkan resmi tentang gencatan senjata tersebut, tapi peperangan seketika berakhir. Situasi di perbatasan Gaza-Israel kembali senyap. Militer Israel pun telah menarik para prajurit dan armada tanknya dari wilayah perbatasan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement