Kamis 09 May 2019 20:13 WIB

Pemkot Samarinda: Lonjakan Harga Bawang Putih tak Wajar

Pemkot Samarinda melihat ada indikasi permainan harga bawang putih.

Bawang putih
Foto: Antara/Dziki Oktomauliyadi
Bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemerintah Kota Samarinda menilai lonjakan harga bawang putih di Kota Samarinda, KalimantanTimur, yang terjadi dalam sepekan terakhir adalah ketidakwajaran. Pemerintah setempat melihat ada indikasi permainan oleh oknum pedagang besar.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan harga salah satu bumbu dapur tersebut, Pemerintah Kota Samarinda telah melakukan operasi pasar dengan menurunkan stok 16 ton bawang putih. Ia mengungkapkan, kebutuhan bawang putih di sana per harinya adalah 1,2 ton.

Baca Juga

"Artinya ketika kami gelar operasi pasar kemarin dengan 16 ton, seharusnya cukup sampai lebih dari 10 hari, tapi kenapa baru dua hari sudah langka bawang putih di pasaran, ini yang saya anggap tidak wajar," kata Marnabas kepada awak media di Samarinda, Kamis.

Marnabas mengungkapkan hukum ekonomi memang berlaku setiap momen bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Harga kebutuhan pokok di pasaran cenderung naik.

Di lain sisi, Marnabas mengimbau agar para pedagang besar juga harus menyadari kemampuan ekonomi masyarakat dengan tidak seenaknya memainkan harga terlalu tinggi. Ia mengatakan, harga normal bawang putih Rp 20 ribu per kilogram.

"Saat operasi pasar, harga bawang putih bisa ditekan menjadi Rp 16 ribu per kilogram, tapi saat ini harga sudah mencapai Rp 150 ribu per kilogram," jelasnya.

Untuk menstabilkan kembali harga bawang putih di pasaran, menurut Marnabas, Pemerintah Kota Samarinda telah menyediakan bawang putih dengan harga Rp 40 ribu per kilogram. Saat ini, di gudang terdapat stok sekitar 58.178 kilogram dan masyarakat kota Samarinda bisa membelinya dengan koordinasi RT setempat dengan batasan satu kilogram untuk satu keluarga.

"Kami akan terus melayani bawang putih murah ini kepada masyarakat sampai harganya kembali normal," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement