Jumat 10 May 2019 18:45 WIB

Saksi Persoalkan DPK di Pleno KPU Lampung

Saksi dari PKB mempertanyakan DPK untuk pemilu DPD, DPR RI, dan DPRD Provinsi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Petugas KPU melintas di dekat layar saat rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara Pemilu serentak 2019 (Ilustrasi).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas KPU melintas di dekat layar saat rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara Pemilu serentak 2019 (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG – Rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 KPU Provinsi Lampung masih berlangsung pada hari kedua, Jumat (10/5). Seperti hari pertama, rapat pleno masih diwarnai interupsi saksi parpol. Kali ini, saksi mempertanyakan Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang tidak sesuai masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Mayrozi, saksi dari PKB mempertanyakan DPK untuk pemilu DPD, DPR RI,  dan DPRD Provinsi yang seharusnya sama jumlahnya di setiap TPS, karena pemilih masuk DPK dapat menggunakan hak pilihnya menggunakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-El) dan sesuai dengan domisili KTP-El di Kabupaten Tanggamus.

Baca Juga

Ia mengatakan, pada praktiknya banyak yang masuk dalam DPK tetapi tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena masing-masing TPS berbeda jumlah surat suaranya. “Seharunya semua jumlah pemilih DPK sama dan mendapat surat suara yang sama,” katanya.

Ketua KPU Tanggamus Otto Yuri menanggapi, tidak semua TPS sama dalam penyediaan surat suaranya, terhadap jumlah DPK. “Jumlah ketersediaan surat suara di masing-masing TPS berbeda,” ujarnya.