Sabtu 11 May 2019 11:52 WIB

Venezuela Buka Kembali Perbatasan dengan Brasil dan Aruba

Venezuela ingin membuka perbatasan yang damai dengan Brasil dan Aruba.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Bendera Venezuela
Foto: walls-world.com
Bendera Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemerintah Venezuela membuka kembali perbatasan negara itu dengan Brasil, serta Aruba, yang terletak di sepanjang 33 kilometer Laut Karibia. Meski demikian, Aruba sebelumnya mengatakan tidak mempertimbangkan peluang untuk membuka kembali perbatasan.

“Kami ingin mengubahnya menjadi wilayah perbatasan yang damai,” ujar Wakil Presiden Ekonomi Tareck El Aissami pada Jumat (10/5). 

Baca Juga

Menurut El Aissami, Pemerintah Venezuela telah menerima jaminan bahwa kedaulatan negara itu akan dihormati. Selain itu, tidak akan ada gangguan terhadap berbagai hal lainnya, yang perlu ditangani oleh mereka. 

Sementara itu, Pemerintah Aruba dalam sebuah pernyataan mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi dari Pemerintah Venezuela mengenai pembukaan kembali perbatasan negara mereka. Saat ini, pihaknya sedang mencari konfirmasi untuk mengevaluasi langkah yang harus diambil.

El Aissami tidak menyebut perbatasan dengan Kolombia serta negara-negara lainnya. Ia hanya menekankan bahwa perbatasan-perbatasan selain dengan negara yang telah diumumkan sebelumnya, akan tetap ditutup hingga agresi dan permusuhan dihentikan. 

Venezuela telah dilanda krisis dan kekacauan, seiring kondisi ekonomi di negara itu yang saat ini dilanda hiperinflasi. Pemerintahan Maduro dianggap telah menciptakan situasi yang semakin buruk dengan kebijakan sosialis yang ia terapkan, serta pendahulunya mantan presiden Hugo Chavez. 

Gelombang protes untuk menuntut kepemimpinannya telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi semakin memburuk pada awal tahun ini, ketika pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. 

Setidaknya 50 negara, termasuk AS telah mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela. Namun, Rusia dan beberapa negara lainnya telah menolak klaim tersebut dan mengatakan Maduro, serta pendahulunya Chavez sebagai pemimpin negara yang sah.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebelumnya menutup perbatasan pada Februari lalu. Hal itu dilakukan menyusul langkah oposisi untuk membawa bantuan ke negara Amerika Selatan itu di tengah kondisi krisis yang terjadi. 

Maduro juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia setelah upaya didatangkannya bantuan internasional datang ke negaranya. Ia telah menuding bahwa Kolombia mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai tempat ‘pementasan’ untuk menyerang Venezuela.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement