Senin 13 May 2019 23:59 WIB

Ambulans NETSS Mampu Tekan Angka Kematian Bayi

Pemkot Surabaya menyebut Ambulans NETSS mampu tekan angka kematian bayi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Warga sedang memeriksakan kesehatan anak bayinya di Posyandu Flamboyan, Pinangsia, Jakarta, Kamis (31/3).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Warga sedang memeriksakan kesehatan anak bayinya di Posyandu Flamboyan, Pinangsia, Jakarta, Kamis (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya terus memaksimalkan fungsi dan kegunaan ambulans darurat untuk bayi yang bernama Ambulan Neonatal Emergency Transport System Surabaya (NETSS). Terbukti, dengan adanya ambulan ini angka kematian bayi yang baru lahir bisa ditekan hingga 0,7 per mil.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya Yohana Sussie E menjelaskan, ambulan NETSS ini sudah dioperasikan sejak 2017. Sejak dioperasikan, ambulan yang ada di Rumah Sakit Soewandhi itu sudah mampu menekan angka kematian bayi.

“Kekurangannya sekitar 0,7 permil, karena penyebab kematian itu bermacam-macam,” kata Yohana saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Senin (13/5).

Menurut Yohana, berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan, ambulan ini sudah menangani sebanyak 43 pasien bayi pada 2017. Sedangkan pada 2018, sudah menangani 30 pasien bayi.

“Khusus untuk tahun 2019 hingga Bulan Mei ini, ambulans ini menangani 7 pasien bayi. Kami juga sangat bersyukur karena semua yang kami tangani selamat semuanya,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, pengadaan mobil ini memang untuk menekan angka kematian bayi yang ternyata cukup tinggi di Indonesia, termasuk di Surabaya. Ambulans NETSS ini merupakan ambulans satu-satunya di Kota Surabaya bahkan Indonesia sejak 2017.

“Idenya mengingat angka kematian bayi baru lahir yang masih cukup tinggi, sehingga ambulans ini kami siapkan untuk bayi baru lahir yang mempunyai masalah dengan pernafasan. Nah ini perlu ada suatu penanganan khusus,” kata Yohana.

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Soewandhi Rinche Pangalila mengatakan, hingga saat ini Kota Surabaya baru memiliki satu ambulan khusus ini. Peralatannya pun sangat lengkap, diantaranya inkubator beserta kelengkapan alat dan obat, ventilator beserta kelengkapan alat dan obat, peralatan dan obat untuk resusitasi bayi baru lahir termasuk jackson rees dan T piece resusiator, juga pacu jantung.

“Kami menyiapkan alat yang lengkap di ambulan itu, supaya bayi bisa mendapatkan penanganan yang optimal saat berada di dalam ambulans NETSS. Apa yang diperlukan bisa ditangani sebelum tiba di RS rujukan,” kata Rince.

Selain kelengkapan alat, Dinkes juga menyiapkan tenaga medis yang handal dan terlatih untuk menangani kedaruratan pada bayi. Bahkan, ia memastikan, ambulans ini dioperasian oleh tim khusus yang sudah terlatih.

Ia juga mengaku sudah berkali-kali melatih tenaga medis atau perawat yang ada di puskesmas atau rumah sakit swasta yang ada di Surabaya. “Jadi, kami bukan hanya menyediakan ambulannya, tapi kami juga menyiapkan SDM khusus untuk menangani kedaruratan pada bayi. Sekali jalan, ambulans ini akan ada sopir, dokter, dan perawatnya yang sudah terlatih,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement