REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar yang mendapatkan suara sebesar 12,31 persen yang untuk kedua kalinya berada di bawah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yang mendapatkan suara sebesar 19,33 persen dan 12,57 persen.
DPP Partai Golkar menargetkan mendapatkan kursi di legislatif nasional sebanyak 110 kursi di tahun 2019. Akan tetapi ternyata hanya meraih 85 kursi dan dipastikan jumlah wakil Partai Golkar di Parlemen turun dibanding Pemilu 2014 yang mendapatkan 91 kursi.
Wakil Ketua II DPD Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kota Bekasi, Zulfikri Irhamdani mengatakan, hal yang diraih oleh Golkar pada tahun ini bukanlah hal yang membanggakan. Sebagai partai besar, hasil Pileg Partai Golkar tidak memuaskan sebagai partai pertama yang mengusung Presiden Jokowi dua periode dan memiliki representasi di kabinet.
"Tetapi suara merosot adalah sebuah musibah bagi Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga," kata Zulkifli dalam rilisnya, Selasa (21/5).
"Target Kursi 110, dan Partai Golkar hanya mendapat 85 suara. Bahkan di DKI Jakarta saja perolehan suara kalah dengan partai baru. Kegagalan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar harus dievaluasi," ujar dia.
"Evaluasi ini harus dilakukan karena gemuruh-gemuruh kekecewaan terhadap kepemimpinan era Airlangga ini sudah sampai ke tingkat akar rumput," kata dia menambahkan.