REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum Ustaz Arifin Ilham setiap malam pergantian tahun memimpin zikir dalam acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, TMII, Jakarta Timur. Sesi zikir yang dipimpin Pendiri Majelis Az-Zikra itu selalu dinanti-nanti peserta Dzikir Nasional.
Selain ustaz Arifin, ustaz Tengku Zulkarnain tidak pernah absen memberikan tausiyah di malam pergantian tahun dalam acara Dzikir Nasional. Di matanya, almarhum adalah sosok ulama muda yang shaleh.
"Beliau punya ciri khas dan kelebihan saat membawakan (memimpin) zikir, saat memimpin zikir menimbulkan perasaan nikmat, kenikmatan itu bisa dirasakan orang lain yang ikut berzikir," kata Ustaz Zulkarnain kepada Republika.co.id, Kamis (23/5).
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga melihat almarhum Ustaz Arifin sangat gigih dalam berdakwah. Juga gigih dalam mengajak masyarakat untuk selalu berzikir dan mentaati aturan-aturan Allah SWT.
Menurutnya, Ustaz Arifin sebagai ulama sekaligus tokoh nasional telah banyak berbuat baik. Tetapi almarhum tidak banyak menuntut apapun. Hal yang membuat Ustaz Zulkarnain semakin kagum dengan sosok Ustaz Arifin karena almarhum tidak tergiur terlibat dalam dunia politik praktis.
"Beliau tidak pernah menjadi juru kampanye, beliau tidak mau menjadi anggota salah satu partai politik atau menjadi pejabat negara atau anggota DPR," ujarnya.
Ia mengungkapkan, almarhum tidak tertarik dengan jabatan-jabatan di pemerintahan maupun di DPR. Tujuan Ustaz Arifin murni untuk agama Islam dan dakwah. "Itu yang saya lihat dari sosok Ustaz Arifin," ungkapnya.
Ustaz Zulkarnain juga melihat almarhum memiliki rasa kasih sayang yang luhur. Perhatian almarhum terhadap tetangga dan kaum dhuafa sangat besar. Ustaz Arifin sangat menghormati orang tua, tidak pernah bicara kasar dan selalu lembut perkataannya. "Sama saya memanggil ayahanda," ujarnya.