Kamis 30 May 2019 14:33 WIB

Sedimentasi Citarum Kian Memprihatinkan

Normalisasi aliran Citarum akan dilakukan pada sektor 15.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum kian memprihatinkan. Kini tengah dilakukan perkejaan normalisasi selama 1,5 bulan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Citarum, kian memrihatinkan. Hal itu, terlihat salah satunya di bibir Citarum yang ada di Kampung Sawah, Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta. Akibat sedimentasi itu, Satgas Citarum Sektor 15 melakukan normalisasi.

Komandan Satgas Citarum Sektor 15, Kolonel Arm Wawan Hermawan, mengatakan, sedimentasi di sepanjang aliran Citarum yang ada di sektor 15 memang cukup memrihatinkan. Karena itu, saat ini sedang dilakukan upaya normalisasi. Adapun normalisasi ini, dikerjakan selama 1,5 bulan kedepan.

"Lokasi yang kita normalisasi, ada di Kampung Sawah, tepatnya di belakang pabrik milik PT South Pacific Viscose. Karena ini, lokasi yang cukup parah," ujar Wawan, kepada sejumlah media, Kamis (30/5).

Akan tetapi, normalisasi ini jangkauannya cukup terbatas. Yakni, panjangnya hanya 25 meter dengan lebar 19 meter. Adapun lumpur yang telah diangkat saat ini mencapai 5.794 meter kubik.

Alasan jangkauan normalisasi ini terbatas, lanjut Wawan, dikarenakan izin dari BBWS Citarum dan PJT II Jatiluhur seperti itu. Mengingat, air yang mengalir dari Bendungan Jatiluhur melalui Citarum ini, selain dipergunakan untuk kepentingan irigasi (pertanian) juga untuk air baku PDAM di wilayah hilir.

Jika jangkauan normalisasi ini, diperpanjang sampai hilir, maka akan berdampak pada tingkat kejernihan air tersebut. Sehingga, BBWS Citarum dan PJT II Jatiluhur, hanya memberi izin normalisasi dengan jangkauan yang terbatas.

"Kami inginnya mengeruk lumpur ini sampai Curug, atau perbatasan Purwakarta-Karawang. Tetapi, kalau dikeruk semua, maka kami bisa diprotes oleh warga Karawang, Bekasi, Jakarta. Sebab, air pam mereka bisa keruh," ujarnya.

Menurut Wawan, pengerukan sedimentasi ini dibantu juga oleh masyarakat sekitar. Bahkan, antusiasme warga untuk terlibat langsung cukup tinggi. Dengan begitu, kesadaran warga dalam menyukseskan program Citarum harum ini mulai meningkat.

Sementara itu, Head of Corporate Affairs PT South Pacific Viscose, Widi Nugroho Sahib, mengatakan, normalisasi Citarum ini berbatasan langsung dengan pipa ipal perusahaannya. Jika tidak diangkat, endapan lumpur itu akan menutupi pipa tersebut. Sehingga, bila hal itu terjadi maka produksi serat sintetis ini akan terganggu.

"Normalisasi ini, atas inisiasi warga. Lalu, kita membantu supor, salah satunya untuk biaya pengerukannya," ujar Widi.

Karena itu, selama proses pengerukan lumpur tersebut, selain dari petugas Satgas Sektor 15, juga dibantu oleh warga sekitar. Bahkan, normalisasi ini diapresiasi oleh jajaran direksi. Serta, jika diizinkan normalisasi akan dilanjutkan sampai wilayah perbatasan Purwakarta-Karawang.

"Itupun kalau diizinkan, kita siap membantu dalam upaya normalisasi Citarum ini," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement