REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS — Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan terdapat kemajuan dalam pembicaraan yang dilakukan dengan oposisi negara itu di Ibu Kota Norwegia, Oslo pada pekan ini. Maduro mengaku sangat optimistis dialog tersebut dapat membawa ke perdamaian sepenuhnya.
“Setelah beberapa bulan melakukan pembicaraan rahasia dengan oposisi untuk dapat kembali ke jalur dialog, kami mencapai hasil yang sangat positif. Kami optimistis karena kami percaya pada dialog, harmoni dan perdamaian," tulis Maduro di jejaring sosial Twitter, dilansir TASS, Jumat (31/5).
Pada Rabu (29/5), Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan, perwakilan pemerintah dan oposisi Venezuela telah tiba di Oslo untuk membahas kemungkinan memulai perundingan langsung. Ini menunjukkan kesiapan mereka untuk bergerak ke arah pencarian solusi yang terkoordinasi dan konstitusional untuk negara yang juga dikenal dengan sebutan Republik Bolivarian itu.
Meski demikian, oposisi Venezuela memberi pernyataan bahwa pembicaraan yang dipelopori Norwegia itu tidak membuahkan hasil. Sejak perundingan pertama pada pekan lalu, pemimpin oposisi Juan Guaido sempat menegaskan bahwa pihaknya hanya menginginkan pengunduran diri Maduro.
Guaido mengatakan, akan mengejar seluruh keinginan itu dan oposisi berkomitmen untuk melaksanakan perubahan di Venezuela. Dalam sebuah pidato di hadapan pendukungnya, Guaido mengatakan ia akan menolak ‘pembicaraan yang tak sesuai’ dan berjanji untuk terus mengejar penggulingan Maduro dengan segala cara.
Beberapa waktu lalu, Guaido telah membuat pendukung oposisi melakukan aksi protes terbaru di jalan-jalan di banyak wilayah Venezuela, khususnya Ibu Kota Caracas. Ia juga kembali melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) dalam upaya menggulingkan Maduro.
Utusan oposisi Venezuela di AS, Carlos Vecchio baru-baru ini menggelar pertemuan dengan Departemen Luar Negeri AS dan pejabat Pentagon. Vecchio dikatakan mengirim surat ke Pentagon untuk meminta adanya perencanaan strategis dan operasional dalam menghadapi rezim Maduro. Namun, Guaido belum secara terbuka menyambut adanya invasi AS ke Venezuela.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, perundingan di Oslo seharusnya berfokus pada pengunduran diri Maduro. Dengan demikian, mereka meyakini bahwa kemajuan dalam proses rekonsiliasi itu dapat tercapai.
"Jika mereka melakukannya, kami berharap kemajuan akan mungkin terjadi," kata pernyataan itu.
Venezuela telah dilanda krisis dan kekacauan,seiring kondisi ekonomi di negara itu yang saat ini dilanda hiperinflasi. Pemerintahan Maduro dianggap telah menciptakan situasi yang semakin buruk dengan kebijakan sosialis yang ia terapkan, serta pendahulunya mantan presiden Hugo Chavez.
Gelombang protes untuk menuntut kepemimpinannya telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi semakin memburuk pada awal tahun ini, ketika Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela.
Setidaknya 50 negara, termasuk AS telah mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela. Namun, Rusia dan beberapa negara lainnya telah menolak klaim tersebut dan mengatakan Maduro, serta pendahulunya Chavez, sebagai pemimpin negara yang sah.