REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian memperkirakan inflasi pada bulan ini berkisar 0,5 persen sampai 0,6 persen. Hal ini disebabkan oleh melonjaknya harga pangan dan banyaknya permintaan setiap bulan Ramadhan yang fluktuatif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kenaikan harga pangan berdampak pada inflasi bulan ini. “Kenaikan bahan pangan di luar beras, misalnya ayam, cabai, bumbu-bumbuan sehingga bulan ini ada naiknya tapi tidak banyak, yang banyaknya naik bulan lalu,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Kemenko, Jumat (31/5).
Darmin merinci inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri selalu mengalami peningkatan. Tercatat, pada 2018 inflasi Ramadhan sebesar 0,59 persen dan pada 2017 sebesar 0,69 persen.
“Inflasi tarif angkutan juga menjadi salah satu penyumbang inflasi tertinggi,” ucapnya.
Menurutnya faktornya transportasi pada inflasi bulan ini tidak terlalu tinggi. Hal ini karena pada bulan lalu sudah terjadi kenaikan cukup signifikan.
“Inflasi bulan ini salah satu dampaknya agak dalam dan luas, bukan hanya mudik dan turis (pariwisata),” ungkapnya.
Sementara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan nilai inflasi minggu kelima Mei ini tidak berbeda jauh dengan pekan sebelumnya. Secara tahunan inflasi tercatat 3,1 persen. Penyumbang inflasi di antaranya, cabai merah, daging ayam, bawang putih, dan beberapa buah.
"Sementara yang turun, di antaranya masih bawang merah, beras, tarif angkutan udara, dan lain-lain," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (31/5).