Senin 10 Jun 2019 19:04 WIB

Daop 6 Perpanjang KA Purwosari Lebaran

Saat dibuka kemarin tiket KA Purwosari Lebaran sudah dibanjiri peminat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
PT KAI
PT KAI

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT KAI Daop 6 Yogyakarta menyatakan penumpang arus balik per harinya masih sangat tinggi. Tidak cuma yang naik, ternyata jumlah penumpang turun masih sangat tinggi.

"Untuk Daop 6 kemarin yang naik 38 ribu per hari, dam total yang turun 38-39 ribu per hari, jadi masih sangat tinggi," kata Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Purwanto, di Stasiun Tugu Yogyakarta, Senin (10/6).

Ia memperkirakan, kondisi itu masih akan terjadi sampai 16 Juni 2019. Kenaikan sendiri sudah dimulai sejak 26 Mei 2019 lalu yang mengangkut penumpang arus mudik.

Kemarin, mulai 5 Juni 2019 atau H+1, peningkatan muali terjadi secara signifikan. Setelah itu, setiap harinya penumpang naik mampu mencapai 38 ribu dan penumpang turun 39 ribu.

Itu baik yang jarak jauh maupun lokal seperti Prambanan Ekspres (Prameks), Solo Ekspres (Solex) dan lain-lain. Total, penumpang yang naik dari Daop 6 mencapai 450 ribu.

Jika melihat data okupansi yang terjual, hingga 16 Juni 2019 memang masih penuh. Karenanya, KAI berencana untuk memperpanjang salah satu kereta Lebaran yang ada.

"Kami putuskan untuk memperpanjang kereta api Purwosari Lebaran, yang harusnya habis 10 Juni diperpanjang sampai 16 Juni," kata Eko usai menemani tinjauan Dirut PT KAI, Edi Sukmoro.

Rencananya, Purwosari Lebaran akan dihadirkan dua hari sekali dengan relasi Purwosari-Pasar Senen. Eko menuturkan, saat dibuka kemarin tiket KA Purwosari Lebaran sudah dibanjiri peminat.

Untuk itu, nanti KAI akan melihat jika setelah 16 Juni permintaan masih tinggi akan dilakukan langkah-langkah antisipasi. Sejauh ini, kenaikan volume penumpang Daop 6 telah mencapai 13 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement