REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Nuansa Idul Fitri 1440 H memberikan warna yang tidak biasa. Hal ini karena sebagian dari saudara sebangsa dan se-Tanah Air mendapat ujian banjir besar yang sangat luar biasa.
Terkait hal tersebut, Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bersama SAR Hidayatullah langsung merapatkan barisan dan terjun ke lapangan guna memberikan bantuan evakuasi sekaligus bantuan darurat berupa logistik bagi para korban.
Kadiv Operasi SAR Hidayatullah Ahmad Hamim menjelaskan, sejak Senin (10/6) ada dua tim yang bergerak ke lokasi banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Rinciannya, tim dari SAR Hidayatullah Palu sejumlah lima personel dan tim dari BMH-Pesantren Hidayatullah Kendari, Sultra, sebanyak empat orang.
Lokasi menuju Konawe masih sulit ditembus hingga Senin sore waktu setempat. Namun demikian, tim SAR terus berusaha agar bisa segera sampai di lokasi bencana.
“Akses jalan banyak yang terputus, saat ini tim sedang berusaha mencari jalur untuk bisa masuk ke Konawe Utara,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/6).
Sementara itu, Tim Laznas BMH telah menyalurkan bantuan tahap pertama kepada sebagian korban bencana langsung di lokasi, tepatnya di Desa Ala Wanggudu Konawe Utara.
“Alhamdulillah kemarin siang kami juga sudah turunkan bantuan logistik dari BMH untuk bantuan kepada salah satu desa yang terdampak parah banjir, yaitu Desa Ala Wanggudu,” ujar Dai Tangguh BMH di Konawe Utara Ustadz Sulaiman Muadz.
Ia menyebutkan, bantuan tersebut diserahkan ke posko warga yang berada di luar lokasi banjir parah, sebab untuk menuju titik lokasi banjir terparah masih sulit.
“Air masih tinggi sehingga kami nda bisa masuk ke dalam menemui warga setempat,” jelas Sulaiman.
Masyarakat pun sangat menyambut baik kedatangan relawan dan bantuan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kondisi masyarakat setempat korban banjir memprihatinkan.
“Memprihatinkan karena baru kami yang bisa bawa bantuan banyak kepada mereka dan baru hari itu juga mereka dapat bantuan setelah beberapa hari mereka terdampak banjir nda ada bantuan masuk dari pemerintah maupun relawan,” ungkapnya.
Sejauh ini masyarakat sangat membutuhkan peralatan penting untuk bertahan. “Kebutuhan mendesak (antara lain) sarana tinggal untuk sementara (terpal), alas tidur, makanan instan (kalau bisa jangan mi), pakaian layak pakai, kebutuhan untuk anak bayi, bumil (ibu hamil), lansia, pakaian wanita, selimut, air mineral,” tutup Hamim.