REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah petinggi Partai Demokrat (PD) menggelar Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), Kamis (13/6). Hal itu dilakukan, menyusul bermacam tanggapan pro-kontra dan resisten publik atas pandangan segelintir kader yang menyimpang dari PD.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua menyatakan tiga kader pengurus partai yakni, Ferdinan Hutahahean, Rachlan Nashidiq dan Andi Arief wajib untuk melayangkan permintaan maaf. Sebab, ketiga kader tersebut dinilai melakukan tindakan yang berbeda dengan sikap Partai Demokrat (PD).
"Kepada yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi," kata Max dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/6).
Max menjelaskan, ketiga kader tersebut kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri PD. Sehingga, melahirkan inkonsistensi, kegaduhan dan membenturkan PD dengan sejumlah elemen, misalnya, partai, tokoh dan komunitas lainnya, khususnya terhadap ulama dan umat.
Selain itu, menurut Max, tindakan tersebut mengakibatkan adanya antipati dan kontraproduktif terhadap PD. Karena itu, Max memandang, secara internal harus dilakukan kebijakan sesuai dengan sistem dan mekanisme yang berlaku.
Terkait hasil Pileg 2019, Max menyatakan diperlukan adanya introspeksi dan evaluasi menyeluruh kepada kader. Menurutnya, perolehan 7,7 persen merupakan suara terendah PD sejak tahun 2004.
"Pada 2004, PD menempati urutan kelima dan pada 2019 PD menempati urutan ke 7 dari semua partai politik," ujarnya.
Ke depannya, Max meminta, kepada seluruh kader untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal itu, guna membangkitkan semangat dan langkah bersama mengembalikan marwah dan kejayaan Partai Demokrat.