Para pejabat di negara bagian Bayern dan NRW mengatakan mereka ingin mendobrak tabu seputar topik kekerasan domestik. Program pelindungan itu terdiri dari tiga pilar, kata para pejabat hari Selasa (18/6).
Pilar pertama akan mencakup layanan hotline dan platform konseling di internet untuk para korban. Pilar kedua adalah pembangunan rumah-rumah aman dan pusat-pusat konseling. Pilar ketiga berupa penyebaran informasi dan penerangan kepada korban dan masyarakat yang bertujuan agar korban mau melaporkan kasusnya dan "menghancurkan tabu-tabu" dalam masyarakat seputar masalah ini.
Selama bertahun-tahun, kepolisian Jerman serta instansi terkait memang memerangi kejahatan dalam rumah tangga, namun selama ini fokusnya adalah tindak kejahatan terhadap perempuan. Sedangkan ada juga laki-laki yang menjadi korban kekerasan domestik, namun kebanyakan masih enggan melapor karena takut dianggap lemah atau takut tidak dipercaya.
"Lelaki juga menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga," kata Menteri Sosial Bavaria Kerstin Schreyer dan mitranya dari NRW Ina Scharrenbach dalam sebuah pernyataan bersama.
"Sampai sekarang, hampir tidak ada bantuan atau struktur pendukung. Di sini masih banyak kemungkinan untuk bekerja sama lintas batas negara, terutama dalam menciptakan hotline dan di bidang konseling online," tulis kedua pejabat dalam pernyataan itu.
Terobosan baru
Inisiatif ini adalah yang pertama kali diluncurkan otoritas di Jerman dalam melindungi korban laki-laki. Negara bagian Bayern dan NRW mengatakan mereka akan menyambut jika ada negara-negara bagian lain yang turut menggalang upaya ini.
Menteri Keluarga, Pekerjaan dan Urusan Sosial Bayern, Kerstin Schreyer, mengatakan rencana untuk memerangi masalah itu adalah bagian dari konsep komprehensif untuk perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
"Bagi saya, penting bahwa setiap orang yang membutuhkan bantuan menemukan seseorang untuk diajak bicara tentang masalah mereka," tambah Schreyer. "Itulah mengapa saya sangat senang bahwa kita bekerja sama dengan NRW dan menetapkan terobosan baru untuk seluruh Jerman."
Perwakilan NRW Ina Scharrenbach menerangkan, mereka sedang mempersiapkan rencana aksi untuk memerangi kekerasan terhadap "anak laki-laki, laki-laki dewasa dan laki-laki LGBT," yang akan diajukan ke parlemen negara bagian dua tahun depan.
Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman BKA setiap tahun merilis statistik tentang kekerasan dalam rumah tangga. Menurut laporan terakhirnya yang dikeluarkan tahun lalu, pada 2017, sebanyak 17,9 persen korban kekerasan pasangan intim adalah laki-laki.
Ini berarti dari 127.236 korban yang melaporkan kasus-kasus kekerasan, pemerkosaan, percobaan pembunuhan dan perampasan kebebasan, 23.872 orang adalah laki-laki. BKA mengatakan bahwa jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi karena laki-laki mungkin terlalu segan untuk melaporkan kasus kejahatan itu.
hp/ae (kna,epd)