Jumat 21 Jun 2019 06:36 WIB

Trase Fase 2 MRT Sebaiknya Terintegrasi dengan Transjakarta

Stasiun MRT ASEAN dan Blok M tidak terintegrasi ke halte TransJakarta koridor 13.

Kereta MRT melintas di dekat jembatan penyeberangan orang Halte CSW, Kebayoran Baru, Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI akan membangun jembatan penyeberangan untuk menghubungkan halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT ASEAN.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kereta MRT melintas di dekat jembatan penyeberangan orang Halte CSW, Kebayoran Baru, Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI akan membangun jembatan penyeberangan untuk menghubungkan halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto berharap fase 2 Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dari seluruh Bundaran HI-Kota terintegrasi dengan halte TransJakarta. ITDP tidak ingin fase 2 MRT seperti fase pertama yang tidak terintegrasi di beberapa bagian.

"Kita juga kebetulan terlibat dalam hal integrasinya, kita tidak mau kecolongan seperti yang pernah terjadi pada fase pertama ketika terdapat stasiun MRT yang tidak terintegrasi dengan halte TransJakarta seperti di halte CSW, di mana Stasiun MRT ASEAN dan Blok M tidak ada sambungannya ke halte TransJakarta koridor 13," ujar Yoga di Jakarta, Kamis (20/6).

Baca Juga

Dia menjelaskan stasiun-stasiun bawah tanah MRT seperti di Bendungan Hilir dan Setiabudi juga belum tersambung langsung dengan halte TransJakarta. Stasiun-stasiun tersebut diharapkan bisa terkoneksi dengan TransJakarta seperti stasiun MRT Bundaran HI yang memiliki jalur bawah tanah langsung dengan halte TransJakarta di lokasi sama.

"Ini yang saya pikir agar kekeliruan tersebut harus dihindari dan tidak terulang kembali pada fase 2 MRT. Kita sudah membuat rekomendasi kepada PT MRT Jakarta harus ada jenis koneksi stasiun MRT dengan halte TransJakarta dan kita juga memastikan harus ada integrasi tersebut. Itu harus dipastikan ke sana," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menentukan pemenang desain pembangunan jembatan penyeberangan multiguna. Ini terkait upaya untuk menghubungkan halte TransJakarta CSW dan Stasiun MRT ASEAN.

Jembatan penyeberangan multiguna atau skybridge itu diharapkan dapat selesai pada 2019, dan nantinya dalam pembangunannya akan dibagi menjadi empat fase. Proyek fase 2 MRT Jakarta dari Bundaran HI sampai dengan Kota sudah dimulai oleh PT MRT Jakarta pada Rabu (19/6).

Pembangunan ditandai dengan penandatanganan pakta integritas oleh para direksi dan jajaran ketua panitia pengadaan paket kontrak proyek serta disaksikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, BPKP, dan LKPP. Fase 2 MRT ini juga akan terintegrasi dengan stasiun kereta Jakarta Kota dan kawasan wisata Kota Tua. Proyek fase 2 MRT Jakarta Bundaran HI-Kota diperkirakan memiliki jarak sekitar 8,3 Km dan estimasi waktu tempuh sekitar 20 menit.

Dalam pengerjaan fase 2, akan ada enam paket kontrak yang terdiri dari CP200 untuk pekerjaan Gardu Listrik (RSS) di Monas; CP201 untuk Bundaran HI-Monas; CP202 untuk Harmoni-Mangga Besar; CP203 untuk Glodok-Kota, CP205 untuk pekerjaan sistem perkeretaapian (railway systems) dan rel (track works); dan CP206 untuk pekerjaan kereta (rollingstock). Proyek fase 2 MRT Jakarta dengan nilai total anggaran sekitar Rp22,5 triliun ini ditargetkan rampung pada 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement