Jumat 28 Jun 2019 13:53 WIB

PBB: Dunia tak akan Sanggup Ongkosi Perang Teluk

Sekjen PBB menyebut penting untuk meredakan ketegangan antara AS dan Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Antonio Guterres
Foto: Reuters
Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Sekretaris Jenderal PBB mengatakan dunia tidak dapat mendanai konflik di Teluk. Pernyataan itu dikatakan Antonio Guterres saat ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran terus meningkat. 

Pada Jumat (28/9) di sela pertemuan G-20 di Osaka, Jepang, Guterres mengatakan sangat penting untuk menurunkan ketegangan dan menghindari konfrontasi. Pada saat yang sama Iran menyatakan akan meningkatkan cadangan uranium mereka, langkah yang dilakukan untuk melanggar kesepakatan nuklir 2018, sebuah kesepakatan yang mereka tandatangani bersama kekuatan global dan AS saat pemerintahan Barack Obama. 

Baca Juga

Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan itu. Ia memberlakukan kembali sanksi ekonomi terharap Iran. Baru-baru ini, Trump juga mengirimkan kapal induk dan pasukan tambahan ke Timur Tengah. 

Sementara itu, pemimpin-pemimpin Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan yang tergabung dalam BRICS menyerukan upaya bersama untuk menstabilisasi perdagangan global. Di saat yang sama, Presiden Cina Xi Jinping juga mengajak rekan-rekannya untuk melawan proteksionisme. 

BRICS juga meminta World Trade Organization diperkuat. Xi yang kini negaranya sedang persitegang dengan AS karena perang dagang mengecam unilateral dan proteksionisme. 

"Langkah unilateral dan proteksionisme merusak keseimbangan global," kata Xi.

Hal senada juga dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin yang negaranya sedang kesulitan karena serangkaian sanksi AS dan Uni Eropa mengatakan perdagangan internasional sedang menderita karena proteksionisme. 

"Perdagangan internasional menderita karena proteksionime, pengetatan, dan pembatasan yang bermotif politik," kata Putin. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement