Selasa 02 Jul 2019 07:57 WIB

Tiga Warisan Mughal di India

Kesultanan Mughal pernah mewarnai sejarah India.

Taj Mahal
Taj Mahal

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kesultanan Mughal pernah mewarnai sejarah India. Selama dua abad, yaitu dari abad ke-16 hingga ke-18,  kesultanan ini memegang tampuk kekuasaan di India. Islam berkembang dengan pesat pada masa Dinasti Mughal. Pada 1529 wilayah kekuasaan   dinasti ini sangat luas mulai dari Turkestan sampai Teluk Bengala. Artinya, daerah-daerah penting telah ada di bawah kekuasaan Mughal.

Salah satu sultan yang sangat terkenal dari Dinasti Mughal adalah Shah Jahan. Dia tidak hanya berani di medan perang, tapi juga piawai dalam mengatur negara. Sejumlah bangunan bersejarah dibangun oleh kesultanan ini dan bisa kita saksikan hingga saat ini.

Peninggalan yang paling fenomenal adalah Taj Mahal. Selain itu, juga Masjid Jama dan Masjid Chauburji. Bangunan-bangunan tersebut masih tegak berdiri hingga kini. Mereka saksi bisu kejayaan dan kebesaran Dinasti Mughal di India ratusan tahun silam. 

Taj Mahal 

Bangunan ini sejatinya merupakan makam permaisuri kesayangan Sultan Shah Jahan, yaitu Mumtaz Mahal. Sang permaisuri meninggal pada 1631 di awal-awal kekuasaan Shah Jahan. Untuk mengenang istri terintanya, Sultan membangun sebuah monumen megah bernama Mumtaz Mahal atau Taj Mahal yang artinya mutiara istana.

Butuh 20 ribu orang untuk membangun Taj Mahal. Hasilnya, bangunan ini sangat mewah dan megah. Di dalamnya terdapat makam Mumtaz Mahal dan Shah Jahan. Masjid Taj Mahal melengkapi kemegahan kompleks Taj Mahal. Di sisi timur terdapat pula bangunan yang menyerupai masjid ini, yakni sebuah penginapan bagi tamu kaisar. Kedua bangunan tersebut memberi keseimbangan secara arsitektural bagi kompleks Taj Mahal.n 

Masjid Jama

Selain membangun Taj Mahal, Sultan Shah Jahan juga membangun Masjid Jama yang berada di kawasan Kota Old Delhi, tepatnya di Jalan Chandni Chowk. Inilah masjid terbesar di India. Lebar masjid mencapai 270 meter dengan panjang sekitar 80 meter. Secara keseluruhan, masjid ini mampu menampung kurang lebih 25 ribu jamaah. 

Masjid Jama dibangun pada 1656. Syah Jahan mengerahkan sekitar lima ribu pekerja untuk membangun masjid ini. Proses pembangunannya berlangsung selama 13 tahun. Seluruh badan masjid tersusun dari batu pasir dan marmer warna putih. Untuk melihatnya lebih dekat, setiap pengunjung terlebih dahulu harus menapaki susunan tangga yang cukup tinggi di sebelah timur, utara, atau selatan.

Tiga kubah masjid berlapis marmer putih dan bergaris-garis hitam bertengger di atap. Ujung setiap kubah dilapisi emas. N 

Masjid Chauburji 

Masjid ini terletak terletak di kawasan kota tua Shahjahanabad (Old Delhi) salah satu eks-kota tua yang terletak di New Delhi. Masjid Chauburji dulu tak hanya berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah bagi umat Islam pada masa Kesultanan Mughal. Masjid  ini juga sering difungsikan untuk melaksanakan kegiatan yang bernuansa Islam lainnya, seperti dakwah hingga kegiatan-kegiatan lainnya yang bertemakan tentang budaya Islam.

Masjid Chauburji merupakan salah satu masjid tua terpopuler di Kota New Delhi, bahkan merupakan destinasi pariwisata utama setelah bangunan Red Fort/Lal Qila yang juga dibangun pada masa-masa Dinasti Mughal. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement