REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus angkat bicara terkait perebutan kursi pimpinan tertinggi partai. Dia mengatakan, pada dasarnya, partai berlogo pohon beringin ini merupakan partai terbuka yang berarti sifatnya tidak dimiliki oleh seseorang.
Sebagai partai yang menuju ke arah modern, Lodewijk mengatakan, Golkar senang jika banyak kader yang ikut mencalonkan diri sebagai ketua umum. Namun, dia melanjutkan, partai sudah memiliki ketentuan mengenai kriteria ketua umum ideal.
"Nanti itu, siapa pun dia yang mencalonkan diri, artinya dia punya modal dasar untuk dikatakan layak," kata Lodewijk Freidrich Paulus di Jakarta, Rabu (3/7).
Sejauh ini, Airlangga Hartanto memastikan bakal mencalonkan diri kembali sebagai ketua umum Golkar. Menteri perindustrian itu diperkirakan bakal mendapat perlawanan dari Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) serta Indra Bambang Utoyo.
"Jadi Airlangga, Bamsoet, Indra Bambang Utoyo, dan siapa lagi, silakan saja, kami terbuka," kata Lodewijk lagi.
Pada kesempatan tersebut, Lodewijk menolak anggapan jika Airlangga telah gagal dalam menjaga suara partai. Lodewijk mengatakan, sedianya ketua umum diberikan kesempatan menjabat selama lima tahun.
Sementara Airlangga, dia mengatakan, hanya menjabat 15 bulan. Ketika Airlangga menjadi ketum, dia menambahkan, Airlangga hanya bermodalkan elektabilitas enam persen berdasarkan hasil survei.
Saat yang bersamaan, dia mengatakan, Golkar juga diterpa masalah internal berkaitan dengan kasus hukum. Arilanggam dia mengungkapkan, mampu membawa partai keluar dari keterpurukan ditengah banyak kendala tersebut.
"Kami juga ada survei internal yang kami biayai, dan mereka pun hanya berani memberikan kami hanya 11 persen. Tapi Setelah kami bekerja alhamdulilah suara kita bisa dapt 12,31 persen, artinya sudah naik 100 persen," kata Lodewijk lagi.