REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah menyiapkan banyak program untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk lanjut usia (Lansia), menyikapi jumlah Lansia yang terus bertambah setiap tahun. Menurut Menteri Menteri Sosial Agus Gumiwang, salah satu program untuk meningkatkan kesejahteraan Lansia adalah memberikan tambahan dana bagi penerima Program Keluarga Harapan (PKH) bagi keluarga yang memiliki Lansia.
“Ini sudah dimulai tahun 2018. Penerima PKH harus merawat lansia dirumahnya, jika ternyata tidak memberikan perhatian bahkan tidak memberikan perawatan, maka bansos PKH yang bersangkutan akan dicabut,” ujar Agus di acara peringatan Hari Lanjut Usia (HLUN) 2019 di Bandung, Rabu (10/7).
Menurut Agus, jumlah lansia penerima layanan PKH mencapai 2,5 juta orang. Namun, jumlah itu masih sangat kurang karena keterbatasan anggaran. Sehingga ia berharap bantuan dari pemerintah daerah hingga LSM dalam dan luar negeri untuk memberikan kesejahteraan pada lansia.
Saat ini, kata dia, jumlah lansia terus bertambah setiap tahun. Pada tahun 2000 lansia di Indonesia mencapai 7,18 persen dari total penduduk di Indonesia saat itu. Naik kembali pada tahun 2005 yang mencapai 8,5 persen. Tahun 2010 jumlah lansia menjadi 9,77 persen dan pada akhir tahun lalu jumlah lansia mencapai 24,4 juta. Ia memperkirakan pada tahun 2020 nanti jumlah penduduk lansia mencapai 11,3 persen.
“Kita memasuki kondisi negara dengan penduduk berstruktur tua, sebab jumlah lansia sudah diatas 7 persen, sehingga sudah seharusnya pemerintah dan lembaga non pemerintah semakin perduli memberikan dukungan kepada penduduk lansia,” paparnya.
Usia harapan hidup pun, kata dia, mencapai 72,4 tahun yang menunnjukan semakin panjang umur penduduk di Indonesia, tetapi disisi lain ada konsekwensi sekaligus tantangan untuk bisa menjaga penduduk lansia dengan baik. Lansia memiliki banyak kerentanan, seperti rentan masalah kesehatan, jatuh miskin bahkan mulai sulit bersosialisasi.
Kementerian sosial pun, kata dia, menemukan sejumlah masalah yang kini dihadapi Lansia. Seperti masih banyak lansia yang buta huruf. Data BPS menyebutkan sekitar 22 persen lansia masih buta huruf. Kemudian sekitar 33 persen lansia mengalami masalah disabilitas.
“Hampir 60 persen lansia rentan jatuh miskin, sebab sebagian besar hidupnya menumpang dan dibiayai anggota keluarga yang lain, dan hanya 13 persen yang memiliki jaminan sosial berupa jaminan pensiun,” katanya.