REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) akan menjadi salah satu partai politik ke depan. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pendiri Garbi yang juga mantan pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamza.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, PKS tak terlalu khawatir dengan perebutan konstituen antara PKS dan Garbi bila sudah resmi menjadi parpol.
Menurut Mardani, PKS sudah memiliki ceruk sendiri, yakni ceruk religius. Ia pun menyatakan, Garbi tidak akan mengambil ceruk PKS.
"Ceruk kita ini, kan kami ceruk religius ya, ada ceruk nasonalis, tidak ada yang aman semuanya, yang nasionalis bisa ambil yang religius, yang religius bisa ambil yang nasionalis. Tawaran apa yang diberikan," kata Mardani.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah Garbi akan menjadi partai politik. Hal itu menyusul aspirasi dari masyarakat setelah satu tahun beraktivitas sebagai ormas.
"Kami mendapatkan aspirasi yang kuat dari teman-teman seluruh Indonesia. Mereka berharap agar Garbi diteruskan menjadi gerakan partai politik," kata Fahri kepada Republika.co.id melalui pesan suara, Rabu (10/7).
Setelah menjadi partai politik nantinya, Fahri menyebutkan, Garbi akan berusaha memecah kebekuan yang ada di masyarakat. Untuk itu, Garbi akan menyasar semua lapisan masyarakat, dan melintasi aliran politik tradisional.
Untuk menyiapkannya, Fahri mengatakan, para pendiri Garbi akan kembali mematangkan rencana tersebut. "Tinggal menunggu waktu formalisasi pembentukan partai politik," ujarnya.
Fahri menambahkan, Garbi tidak akan terjebak pada kategorisasi ideologis, melainkan metodologis. "Yaitu tentang cara kami meghadapi persoalan dan menyelesaikannya," ucapnya.
Ia menegaskan, kategorisasi ideologi di Indonesia justru menyempitkan potensi bangsa. Menurutnya, masalah yang harus diselesaikan saat ini adalah bagaimana menumbuhkan optimisme tentang kebesaran Indonesia.