Ahad 14 Jul 2019 22:08 WIB

Platform Ini Siapkan Koperasi Hadapi Disrupsi Digital

Disrupsi digital merambah ke dalam berbagai bidang termasuk koperasi.

Rep: Arif Hatta(Warta Ekonomi)/ Red: Arif Hatta(Warta Ekonomi)
Platform Ini Siapkan Koperasi Hadapi Disrupsi Digital. (FOTO: Arif Hatta)
Platform Ini Siapkan Koperasi Hadapi Disrupsi Digital. (FOTO: Arif Hatta)

Disrupsi digital merambah ke dalam berbagai bidang. Tak terkecuali koperasi. Koperasi harus menghadapi kenyataan ini dan harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tersebut. Digitalisasi koperasi menjadi tuntutan agar koperasi terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

CEO PT Sistim Digital Transaksi Indonesia (SDTI), Subhan Novianda mengatakan banyak koperasi yang berkembang dan memiliki potensi untuk maju, namun belum ditunjang oleh teknologi yang handal untuk memudahkan pengelola dan anggota melakukan pencatatan segala jenis transaksi yang terjadi.

"Saat ini masih banyak koperasi yang masih menggunakan teknologi tradisional untuk menunjang transaksi finansial dengan para anggotanya. Hal ini disebabkan keterbatasan koperasi untuk pengadaan sebuah sistem yang handal dan efektif," ujarnya kepada Warta Ekonomi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Koperasi Telkomsel Bidik Rp5,8 Triliun di 2019 dengan Cara. . .

Besutan SDTI yang disebut coopRASI memberikan beragam fitur misalnya simpanan, pinjaman, dan melihat sisa hasil usaha melalui smartphone. Dalam aplikasi ini juga menyediakan jasa dalam menyusun konsep bisnis, proses yang akan diimplementasikan pada koperasi dan juga sebagai pendukung penyedia SOP dan kebijakan yang berkaitan dengan transaksi operasional dan sistem yang diterapkan. Harapannya, aplikasi ini akan banyak digunakan dan memberi kemudahan bagi koperasi secara digital.

“coopRASI menyediakan dua platform berbeda yaitu mobile apps untuk anggota dan core system untuk pengelola koperasi, dan keduanya terintegrasi satu sama lain,” kata Subhan.

Subhan mengatakan sebagai startup, coopRASI untuk tahap awal belum memasang target tapi akan lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi, mengingat aplikasi ini relatif baru.

“Tahun 2020 saya menargetkan aplikasi ini digunakan 100 koperasi dengan pendapatan sekitar Rp1,8 miliar,” kata Subhan.

Baca Juga: Koperasi Indonesia Diyakini Adaptif dengan Era Industri 4.0

Apakah target tersebut rasional? Tentu, apalagi jumlah koperasi aktif sebanyak 138.140 unit per 2018, sehingga peluang untuk menggarap pasar ini sangat besar.

“Kalau bisa menggarap 1% dari jumlah koperasi yang ada, saya optimistis aplikasi ini akan semakin diminati pelaku koperasi di Indonesia,” tandasnya.

Menurut CEO SDTI, solusi & layanan coopRASI dengan sistem Software as a Service & Policy, di mana coopRASI menyediakan layanan aplikasi koperasi berbasis cloud atau web base, meliputi Core Cooperative System & Mobile Cooperative Application untuk menunjang kegiatan operasional dan bisnis antara pengelola dan anggota koperasi.

Dalam coopRASI Mobile Application memberikan kemudahan kepada para anggota koperasi dapat melihat saldo simpanan, pinjaman, sisa hasil usaha melalui smartphone. Selain itu,  melalui aplikasi mobile ini para anggota koperasi dapat memperoleh  kemudahan untuk melakukan transfer antar anggota koperasi. 

Berdasarkan keterangannya, produk tidak hanya berisikan modul koperasi namun juga dilengkapi dengan kemampuan Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga di dalamnya terdapat modul penjualan, sales, inventory, hingga keuangan dan accounting.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement