Senin 15 Jul 2019 10:32 WIB

Polisi Prancis Bentrok dengan Demonstran Saat Hari Bastille

Bentrokan terjadi di Champs-Elysees yang terletak di pusat kota Paris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Polisi antihuru-hara Prancis berjaga di Champs-Elysees saat bentrok dengan pengunjuk rasa ketika parade hari Bastille, Ahad (14/7).
Foto: AP Photo/Rafael Yaghobzadeh
Polisi antihuru-hara Prancis berjaga di Champs-Elysees saat bentrok dengan pengunjuk rasa ketika parade hari Bastille, Ahad (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Polisi Prancis menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa dalam demonstrasi yang digelar saat Parade Militer Hari Bastille. Bentrokan terjadi di Champs-Elysees yang terletak di pusat kota Paris.

Ruas jalan ikonik itu kembali dibuka untuk lalu lintas setelah parade selesai. Tapi beberapa ratus pengunjuk rasa dari rompi kuning mencoba mengokupasi ruas jalan.

Baca Juga

Polisi berusaha membubarkan pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan antipemerintah. Mereka menjatuhkan pembatas yang diletakan polisi untuk melindungi parade, menimpuki polisi, dan menyalakan api.

Dilansir dari Aljazirah, stasiun televisi BFM menunjukkan gambar polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa. Beberapa pengunjuk rasa yang memakai tudung mencoba memblokir jalan dengan pembatas besi, tempat sampah dan puing-puing. Beberapa kali terdengar suara keras tembakan gas air mata.

Sebelumnya, polisi Prancis dan sumber pengadilan mengatakan 152 pengunjuk rasa yang memiliki hubungan dengan rompi kuning sudah ditahan. Mereka ditahan di dekat Champs-Elysees ketika mencoba melakukan unjuk rasa.

Bentrokan ini menjadi kekerasan terburuk sejak Maret lalu. Terjadi ketika banyak pengamat yang yakin rompi kuning sudah kehilangan momentum.

Pengunjuk rasa kali ini tidak mengenakan rompi kuning yang menjadi simbol gerakan perubahan selama berbulan-bulan. Polisi tidak mengizinkan siapa pun yang memakai rompi kuning melewati pagar pembatas, sementara beberapa pengunjuk rasa membawa balon kuning.

Bentrok yang terjadi pada hari nasional ini untuk memperingati penyerangan penjara Bastille pada 1789, salah satu dari peristiwa kunci Revolusi Prancis. Hari itu merupakan hari libur nasional di Prancis.

Para pemimpin Eropa termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel turut serta bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri parade militer untuk merayakan Hari Bastille ini. Mereka menyusuri jalan raya Champs Elysees dengan kendaraan militer yang dikawal sepeda-sepeda motor dan prosesi kaveleri.

Macron bersama dengan para pemimpin, termasuk Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Presiden Portugis Marcelo Rebelo de Suusa menyaksikan parade itu. Parade dimulai dengan pameran inovasi teknologi.

Sebanyak 4.300 prajurit, sekitar 200 kendaraan dan lebih 100 pesawat udara, beberapa dari negara-negara Eropa, berpartisipasi dalam parade itu yang dibuka oleh tentara Spanyol. Dalam pesannya kepada rakyat Prancis yang dipublikasikan sebelum parade, Presiden Macron mengatakan ia ingin memberikan perhatian pada komitmen Prancis untuk mengonsolidasi keamanan Prancis dan Eropa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement