Selasa 16 Jul 2019 11:11 WIB

Kemiskinan Diklaim Menurun di Jatim

Baik di desa maupun di perkotaan persentase penduduk miskin semuanya turun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Penduduk miskin (ilustrasi)
Foto: Pandega/Republika
Penduduk miskin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, pada periode September 2018 hingga Maret 2019, persentase penduduk miskin Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 0,48 poin persen. Yaitu dari 10,85 persen pada September 2018 menjadi 10,37 persen pada Maret 2019. Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengungkapkan, penurunan selama satu semester tersebut ditunjukkan dengan turunnya jumlah penduduk miskin sebesar 179,9 ribu jiwa.

"Jadi turun dari yang semula berjumlah 4.292,15 ribu jiwa pada September 2018 menjadi 4.112,25 ribu jiwa pada Maret 2019," ujar Teguh dikonfirmasi Selasa (16/7).

Baca Juga

Ditinjau secara daerah, Teguh mengatakan, baik di kota dan di desa, selama periode September 2018 hingga Maret 2019 sama-sama terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Di perkotaan penurunan sebesar 0,13 poin persen, dan di perdesaan sebesar 0,78 poin persen.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 6,97 persen, kemudian turun menjadi 6,84 persen pada Maret 2019. "Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2018 sebesar 15,21 persen turun menjadi 14,43 persen pada Maret 2019," ujar Teguh.

Teguh menjabarkan, pada periode September 2018-Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 8,8 ribu jiwa. Yaitu dari 1.458,09 ribu jiwa pada September 2018 menjadi 1.449,27 ribu jiwa pada Maret 2019. Sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 171,1 ribu jiwa. Yakni dari 2.834,05 ribu jiwa, menjadi 2.662,98 ribu jiwa.

Menurut Teguh, peranan komodias makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Sumbangan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar 75,02 persen. Sedikit meningkat dibandingkan kondisi September 2018 yaitu sebesar 74,82 persen.

Jenis komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama. Komoditas beras, misalnya, memberi sumbangan terbesar baik di perkotaan maupun di perdesaan. Di perkotaan sumbangannya sebesar 23,38 persen, dan di perdesaan 25,60 persen.

Kemudian rokok kretek-filter yang memberikan sumbangan terbesar ke dua kepada garis kemiskinan, yakni 11,82 persen di perkotaan dan 10,74 persen di perdesaan. Komoditas lainnya yang mempengaruhi garis kemiskinan adalah telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, tempe, dan tahu. "Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan besar adalah bensin, perumahan, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," ujar Teguh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement