REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA — Upaya pemerintah dalam mendorong korporasi petani perlahan tapi pasti mulai menunjukan hasil. Terbukti, program yang juga dibuat untuk meregenerasi petani muda ini sudah membentuk kelembagaan pemuda tani yang bernaung dalam sebuah wadah Gempita.
"Program ini juga mendapat perhatian khusus dari bupati, sehingga makin memperlebar jalan kaum muda untuk mewujudkan modernisasi pertanian, khususnya di Kabupaten Lombok Utara," ujar Ketua Gempita Kabupaten Lombok Utara, Agus Rahadi Ubaya, Kamis (18/7).
Menurut Agus, kelembagaan kelompok usaha bersama ini telah bermitra dengan berbagai instansi seperti perbankan, pasar, dan lembaga asuransi. Kerja sama ini juga sebagai konsep serius, karena menjadi solusi kesejahteraan dan memaksimalkan potensi pertanian di Lombok utara.
"Di Lombok Utara, anggota KUB (Kelompok Usaha Bersama) sudah beranggotakan ratusan pemuda yang difasilitasi Bupati di Gedung Bapeda, Tanjung Lombok Utara," katanya.
Agus menjelaskan dalam kegiatan usahanya, pihaknya membagi divisi kerja baik yang bertugas di On-Farm (Budidaya) maupun di non-Farm dan Off Farm. Lebih dari itu, mereka juga sudah mencetak puluhan kader petani muda yang melayani ribuan hektar lahan budidaya jagung di Kecamatan Tanjung.
Di samping itu, Gempita juga memberikan fitur-fitur layanan seperti pola olah tanah, penanaman hingga penjualan. Terlebih, mereka juga sudah memiliki Unit Usaha Non Farm berupa jasa alsintan atau brigade alsintan dengan alat traktor roda empat, alat tanam jagung dan padi sampai mesin panen vombine harvester.
Dengan mekanisasi, pertanian KUB Lombok Utara menekan biaya produksi pertanian yang selama ini dikeluhkan para petani di Lombok. "Untuk itu, pada bulan Juli ini kami juga akan mengirimkan 30 pemuda terbaik kami yang akan dilatih di Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balista) di Lembang Bandung untuk mempertajam keahlian anggota serta memanajemen efisiensi biaya," katanya.
Imbas lainya dari pemanfaatan mekanisasi adalah membuka mata pemuda untuk terjun langsung ke sektor pertanian. Mereka sangat terpacu untuk kembali ke lahan dengan bekal pengetahuan dan penguasaan teknologi yang lebih berkompeten.
"Modernisasi pertanian itu ditandai dengan diterapkannya teknologi baru dalam sistem usaha tani seperti tanaman varietas unggul, pupuk organik dan mekanisasi pertanian hingga mampu melakukan pemasaran produk ke kawasan wisata dengan standar yang cukup tinggi," katanya.
Agus menyampaikan bahwa Gempita Kabupaten Lombok juga berhasil mengembangkan proses pembuatan pupuk organik yang diaplikasikan di lahan kebun jagung dan sayuran. Saat ini proses tersebut sudah digarap para pemuda di pelosok desa.
"Nah, hasil budidaya organik ini memiliki produktifitas cukup tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk non organik, sehingga bisa menyasar pasar kawasan wisata karena mampu memenuhi standar produk petani dan kategori pangan sehat," katanya.
Agus menambahkan, upaya lain yang juga sedang dilakukan adalah mengembangkan budidaya kambing dan ayam petelur, dimana kotoran ternak yang ada bisa digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk organik tanpa limbah.
"Kami berharap dengan adanya Gempita sebagai katalisator mampu meningkatkan peran pemuda agar benar-benar kapasitas inovatifnya berkontribusi bagi pembangunan pertanian. Ini juga sekaligus bukti bahwa pemuda dan modernisasi pertanian setali mata uang, tidak bisa lagi dipungkiri," tukasnya.