REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan tembakan antara TNI dengan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kembali terjadi di wilayah Nduga, Papua. Atas kejadian ini diduga ada bagian dari KKSB yang melarikan diri dengan keadaan terluka.
"Berawal dari serangan gangguan tembakan yang dilancarkan oleh KKSB Papua terhadap Pos TNI yang berkedudukan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua," ujar Kapendam Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (24/7).
Menurut Aidi, kejadian ini terjadi pada Selasa (23/07) sekitar pukul 05.40 WIT. Di lokasi tersebut suasana masih gelap dan berkabut akibat hujan gerimis. Ketika itu, muncul serangan mendadak yang diperkirakan dilakukan oleh 15-20 orang anggota KKSB. Mereka teridentifikasi dari kelompok Egianus Kogoya.
Namun, kata Aidi, karena pasukan dalam keadaan siaga, maka dilaksanakan perlawanan balas tembakan sehingga KKSB terpencar melarikan diri. Pasukan TNI yang ada di pos tersebut kemudian dibagi menjadi dua kekuatan, sebagian bertugas mengamankan pos, sedangkan satu tim lainnya, dengan kekuatan 10 orang, melaksanakan pengejaran.
"Dari hasil pengejaran ditemukan banyak jejak yang mengarah ke berbagai arah, namun ada satu jejak yang cukup besar yang mengarah ke suatu tempat sehingga dilaksanakan penjejakan atau menelusuri jejak tersebut," jelas Aidi.
Ternyata jejak tersebut mengarah ke sebuah honai dengan jarak sekitar 2,5-3 km dari Pos TNI. Saat pasukan TNI berusaha mendekati honai tersebut, sekitar lima orang anggota KKSB berhamburan keluar. Mereka melarikan diri ke arah semak belukar di belakang honai yang ternyata merupakan jurang dan tertutup semak belukar yang rimbun.
Lalu, ungkap Aidi, Pasukan TNI melancarkan tembakan secara terbidik dan melanjutkan pengejaran. Tetapi, para anggota KKSB itu berhasil meloloskan diri dengan cara berhamburan masuk jurang yang tertutup oleh semak belukar.
"Sementara di luar honai ditemukan ceceran darah cukup banyak mengarah ke jurang. Belum dapat dipastikan apakah ada korban jiwa dari KSB karena tidak ditemukan mayatnya. Pengejaran tidak dilanjutkan karena faktor keamanan," jelasnya.