Jumat 26 Jul 2019 08:48 WIB

Konflik Iran dan Negara Barat Bawa Harga Minyak Menguat

Hubungan Iran dan Barat semakin memanas setelah Iran menyita kapal tanker Inggris

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Kamis (25/7) atau Jumat (26/7) pagi WIB). Penguatan harga minyak didukung oleh meningkatnya ketegangan antara Barat dan Iran serta penurunan besar dalam stok minyak mentah AS.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 0,14 dolar AS atau 0,25 persen, menjadi menetap pada 56,02 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai tertinggi di 56,99 dolar AS.

Baca Juga

Seminggu setelah Iran menyita tanker berbendera Inggris di Teluk, Inggris telah mulai mengirim kapal perang untuk menemani semua kapal berbenderanya melalui Selat Hormuz, perubahan kebijakan yang diumumkan pada Kamis (25/7) setelah pemerintah sebelumnya mengatakan tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya.

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain bertemu di Florida pada Kamis (25/7) untuk membahas cara melindungi pengiriman di Teluk dari Iran.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, juga mendesak pembeli minyak global untuk mengamankan pengiriman energi yang melewati Selat Hormuz, di mana sekitar 20 persen dari pasokan global diangkut setiap hari.

Kerajaan juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pipa timur-barat sebesar 40 persen dalam dua tahun sehingga lebih banyak ekspor minyaknya dapat menghindari melewati Selat Hormuz, menteri energi mengatakan pada Kamis (25/7/2019).

Harga juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang mencapai hampir 11 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis untuk penurunan 4 juta barel.

"Penarikan kuat hampir 11 juta barel sebagian besar berasal dari Teluk Meksiko, yang berhadapan dengan Badai Tropis Barry. Produksi AS mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2017, tetapi diperkirakan akan rebound kuat minggu depan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

"Pelemahan data ekonomi global lebih lanjut mungkin memiliki efek terbatas pada permintaan minyak mentah karenai putaran pelonggaran berikutnya dari ECB, bersama dengan pergeseran Fed ke siklus pelonggaran, akan membantu meningkatkan perekonomian."

Harga minyak telah berada di bawah tekanan dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, di tengah tanda-tanda bahaya dari perang perdagangan AS-China yang menggelegar selama setahun terakhir.

Sebagai tanda meningkatnya pasokan dan sinyal permintaan yang lemah, Brent secara singkat masuk ke contango pada Rabu (24/7) untuk pertama kalinya sejak Maret. Contango adalah struktur pasar di mana harga untuk pengiriman kemudian lebih tinggi daripada harga spot.

Negosiator utama untuk China dan Amerika Serikat akan bertemu di Shanghai pada Selasa (30/7) selama dua hari dalam putaran pembicaraan perdagangan berikutnya, kementerian perdagangan China menegaskan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement