Jumat 26 Jul 2019 22:37 WIB

SQR, Aplikasi Sedekah Milenial Berbasis Digital

SQR merupakan layanan e-wallet donatur yang dihubungkan dengan rekening masjid.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Para penerima gelar juara di Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan  Riset (Pionir) IX 2019 tingkat nasional yang digelar Kemenag pada 16-20  Juli 2019 di UIN Malang
Foto: uin suka
Para penerima gelar juara di Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) IX 2019 tingkat nasional yang digelar Kemenag pada 16-20 Juli 2019 di UIN Malang

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Layanan aplikasi dompet elektronik sebagai tempat simpan uang sudah menjadi tren generasi milenial. Sayangnya, penggunaan layanan sejenis masih didominasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Pemanfaatan aplikasi e-wallet selama ini belum menyentuh sisi sosial dari kehidupan manusia itu sendiri. Hal inilah yang membuat  inovasi penghimpunan dana infak dan sedekah semakin diperlukan.

Baca Juga

Ini pula yang dilihat pemuda kelahiran Kota Baru, Kalsel, Muhammad Al Faridho Awwal. Faridho merumuskan konsep pembayaran sedekah di masjid yang dapat disinergikan dengan layanan e-wallet lewat SQR.

SQR merupakan layanan e-wallet donatur yang dihubungkan langsung dengan rekening masjid yang bersangkutan. Sehingga, penerimaan dana cepat diketahui pengelola dan uangnya bisa segera dimanfaatkan.

Faridho menjelaskan, SQR yang singkatan dari Sedekah Quick Respone menjadi inovasi model pembayaran sedekah dan infak di masjid secara elektronik. SQR merupakan layanan penghimpunan melalui Kode QR.

"Sistem ini diharapkan dapat menyinergikan semua rekening, sehingga dana apapun yang ingin disalurkan melalui rekening apapun dapat diakses melalui satu Kode QR," kata Faridho, Selasa (23/7) lalu.

Ia menekankan, adanya Kode QR dari setiap masjid dan mushala yang sudah terintegrasi dengan berbagai layanan perbankan mempermudah masyarakat. Khususnya, kaum millenial untuk sedekah dan infak.

"Penyumbang cukup mengeluarkan ponsel pintarnya, memindai Kode QR yang tertemmpel di lingkungan masjid dan menuliskan nominal sedekah dan dana langsung masuk ke rekening masjid," ujar Faridho.

Faridho menilai, perwujudan layanan ini memerlukan sinergi antara Bank Indoensia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Ini jadi alternatif tambahan bagi masjid.

Utamanya, dalam menghimpun dana sedekah dari berbagai kalangan. Sebagai tindak lanjutnya, masjid atau mushala yang terdaftar dapat membuat laporan rutin setiap bulan ke DMI.

Ia menilai, perlu sosialisasi kepada masyarakat terkait kemunculan layanan ini sebelum layanan ini dipublikasikan. Termasuk, diimbau oleh tokoh-tokoh terpandang agar masyarakat tertarik.

"Sehingga, masyarakat mengetahui dan mau menggunakannya," kata Faridho yang pernah jadi Wakil Ketua Jamiyyah Huffadz wal Mufakkir Islamiyah (JHMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Suka itu berharap, ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat. Khususnya, masyarakat millenial soal pentingnya bersedekah dan memakmurkan masjid.

Selain itu, ia berharap, distribusi dana-dana sosial tidak hanya menumpuk di daerah perkotaan. Tapi, dapat disalurkan kepada masjid-masjid dan mushala-mushala di daerah terpencil.

Faridho berhasil meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (Pionir) IX 2019 tingkat nasional yang digelar Kemenag. Kegiatan berlangsung 16-20 Juli 2019 di UIN Malang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement