REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar politik Dewi Fortuna Anwar menilai wacana pengisian kursi menteri yang didominasi kalangan generasi muda tidak perlu dipersoalkan. Dengan catatan, ia mengatakan, menteri muda itu memadai dan mumpuni di bidangnya.
"Umur tidak terlalu menjadi isu. Presiden Jokowi saja mengambil figur wakil presiden yang jauh lebih tua," katanya, ditemui usai bedah buku berjudul "Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok dan Etnik Tionghoa 1945-1947", di Jakarta, Senin (29/.
Artinya, kata Dewi, Presiden Jokowi bisa saja mengambil figur yang lebih tua atau justru dari kalangan muda untuk dijadikan sebagai menteri. "Yang paling penting, the right person in the right place. Apakah pengalamannya memadai untuk bidang itu?" katanya.
Ataukah, kata dia, memang memerlukan sosok muda yang inovatif dan dinamis untuk mengisi bidang-bidang tertentu. Menurut dia, komposisi kabinet tidak sesederhana memadukan kalangan tua dan muda, tetapi juga kalangan perempuan dan laki-laki, serta mencerminkan keberagaman Indonesia.
"Tidak pula hanya perwakilan partai politik, tetapi juga perwakilan daerah, agama, dan berbagai kelompok sosial," jelasnya.
Mengenai kursi menteri titipan parpol, Dewi memaklumi karena parpol memang dibangun untuk berjuang mendapatkan kekuasaan. "Makanya, menurut saya kok aneh sekali ada yang bilang orang-orang parpol jangan ditaruh di pemerintahan. Tujuan utama parpol kan mengakumulasi kekuasaan untuk memainkan kekuasaan dan menjadi bagian dari penguasa," katanya.
Yang perlu digarisbawahi, tegas Dewi, orang-orang yang masuk pemerintahan itu harus memiliki profesionalitas dan berintegritas meskipun mewakili berbagai kelompok yang berkepentingan.