Selasa 30 Jul 2019 16:10 WIB

Jumlah Titik Api Karhutla Naik 70 Persen

Ada enam provinsi yang sudah menetapkan siaga darurat karhutla.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut (ilustrasi)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas dari Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah titik api pada tahun ini diklaim meningkat hingga 70 persen dibandingkan tahun lalu. Walau begitu, kasus kebakaran lahan dan hutan (karhutla) diperkirakan tak separah tahun 2015.

Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak bencana Kemenko PMK, Dody Usogo mengatakan angka titik panas bakal meningkat seiring intensitas kemarau. Titik api belum mereda karena Agustus diramalkan jadi puncak kemarau.

Baca Juga

"Berdasarkan hasil pemantauan KLHK, ini terjadi peningkatan hotspot, sampai dengan akhir bulan Juli titik panas sudah ditemukan 70 persen lebih dibanding tahun 2018. Karena memang kemarau sekarang ini akan melebihi kemarau tahun lalu," katanya dalam konferensi pers mengenai kesiapsiagaan mengantisipasi musim kemarau dan karhutla pada Selasa, (30/7).

Tercatat, ada enam provinsi yang sudah menetapkan siaga darurat karhutla, yaitu Riau, Kalbar, Sumsel, Kalteng, Kalsel dan Jambi. Dody menyampaikan status siaga darurat karhutla sudah ditindaklanjuti dengan mengaktifkan satgas penanggulangan bencana karhutla. "Ini solusi yang dikeluarkan oleh BNPB dengan kekuatan 1.502 personel gabungan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi prediksi lonjakan titik api. Ia pesimistis kasus karhutla tahun ini bakal serupa dengan yang terjadi pada 2015. Saat itu karhutla menyita perhatian internasional karena kabut asapnya teramat parah. "Sekarang el nino lemah, potensi ancaman tidak sebesar itu," ucapnya.

Walau begitu, kasus karhutla 2015 menjadi pengalaman berharga bagi BMKG. Sehingga penanganan karhutla dapat menjadi lebih baik tahun ini. "Dari situ kita belajar. 2015 kemarin jadi titik balik, koordinasi kita diperbaiki untuk antisipasi. Sejak itu, jumlah karhutla makin turun dan kesiapan digencarkan," tuturnya.

Diketahui, jumlah titik api pada 2015 mencapai 84.724 yang tersebar se-Indonesia. Jumlah itu turun drastis ke angka 11.045 titik pada 2016 dan 6.540 titik pada 2017. Kemudian titik api kembali naik hingga 26.576 pada 2018. Sedangkan untuk pendataan hingga 29 Juli 2019, titik api baru mencapai 2.495.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement