Selasa 30 Jul 2019 20:57 WIB

Cabai Merah di Lampung Bertahan Rp 80 Ribu Per Kg

Menurut pedagang cabai Pasar Tamin pasokan cabai merah masih normal.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pedagang sedang mengatur dagangan cabai merah keriting di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pedagang sedang mengatur dagangan cabai merah keriting di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -– Harga cabai merah di wilayah Lampung masih bertahan Rp 80 ribu per kilogram (kg). Padahal pasokan diakui pedagang masih tergolong.

Berdasarkan pemantauan di Pasar Induk Tamin, Kota Bandar Lampung, Selasa (30/7), harga cabai merah pada kisaran Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kg bila pembelian grosir. Sedangkan harga cabai rawit telah menyentuh harga Rp 85 ribu per kg. Sedangkan pada tingkat eceran harga cabai merah masih tetap bertahan Rp 80 ribu per kg.

Normalnya, harga cabai merah, misalnya, biasa berkisar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kg.

Menurut Darto, pedagang cabai Pasar Tamin, pasokan cabai merah dan cabai rawit masih normal, namun harga memang mengalami kenaikan tinggi. “Kalo stok cabai masih normal-normal saja, tidak ada kekurangan. Harga mahal karena mungkin ongkos angkut (distribusi) yang naik,” kata Darto.

Mahalnya harga cabai merah dan cabai rawit, menurut dia, membuatnya mengurangi pesanan dari agen, karena daya beli masyarakat mulai berkurang. “Kami khawatir kalau cabai menumpuk lama membusuk dan rugi. Soalnya pembeli juga tidak banyak-banyak,” ujarnya.

Herlin (52 tahun), ibu rumah tangga warga Tanjungkarang Barat, mengaku sejak harga cabai mahal, ia tidak lagi menyetok cabai untuk dapur setiap pekan. “Sekarang beli cabai hanya kebutuhan sehari-hari saja. Biasanya, untuk seminggu disimpan di kulkas,” ujar ibu dua anak tersebut.

Menurut dia, baru kali ini harga cabai merah bertahan mahal sejak sebelum puasa sampai mendekati Lebaran Idul Adha. Biasanya, ujar dia, harga mulai turun kalau setelah lebaran, dan akan naik lagi kalau menjelang puasa atau lebaran haji.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement