REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat Pranyata Tangguh Waskita mengatakan panitia penyaluran daging kurban bisa menjadikan besek bambu pilihan wadah daging kurban pengganti kantong plastik. Selain lebih ramah lingkungan, besek dari bambu punya kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri.
"Tumbuhan itu masing-masing memiliki manfaat. Dan bambu ini bisa sebagai antibiotik. Dari hasil analisa strukturnya memang bisa menghambat bakteri," katanya dalam diskusi Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (1/8).
Selain itu, besek berpori besar sehingga baik untuk sirkulasi udara bagi daging. Ia juga mengatakan penyimpanan daging dalam kantong plastik yang diikat akan membuat daging berada dalam keadaan hangat karena tidak ada sirkulasi udara. Kondisi itu membuat bakteri cepat tumbuh.
"Semakin dingin suhu maka bakteri makin sulit tumbuh," kata dia.
Dia menjelaskan membiarkan daging dalam suhu normal akan membuat bakteri cepat tumbuh. Oleh karena itu, dia menyarankan panitia kurban berusaha membagikan daging kurban sesegera mungkin.
"Maksimal empat jam itu harus sudah dibagikan," katanya.
Beberapa kepala daerah mengimbau panitia kurban membagikan daging menggunakan besek dalam upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Penggunaan plastik hanya akan menjadi sampah yang membutuhkan waktu urai lama.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga meminta panitia kurban tidak menggunakan plastik untuk membagikan daging. Ia menyarankan penggunaan besek atau daun pisang sebagai wadah daging kurban yang akan dibagikan kepada warga.
"Saya kira itu budaya daerah yang layak dikembangkan," katanya.