Jumat 02 Aug 2019 16:51 WIB

Tangkuban Parahu Belum Berpotensi Menyemburkan Awan Panas

Masyarakat diimbau tidak mendekati kawah Tangkuban Parahu dengan radius 1,5 kilometer

Kondisi puncak TWA Gunung Tangkuban Perahu yang dipenuhi abu vulkanik akibat erupsi pada Jumat (26/7) kemarin.
Foto: republika/fauzi ridwan
Kondisi puncak TWA Gunung Tangkuban Perahu yang dipenuhi abu vulkanik akibat erupsi pada Jumat (26/7) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Erupsi menerus yang terjadi di Kawah Gunung Tangkuban Parahu sejauh ini belum memiliki potensi menyemburkan awan panas. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani.

"Potensi bahayanya untuk saat ini yaitu abu vulkanik, gas vulkanik terus lontaran lumpur dari dalam kawah, jadi kalau yang lainnya seperti awan panas itu tidak ada," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, di Bandung, Jumat (2/8).

Maka dari itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti imbauan PVMBG dengan tidak mendekati kawah dengan radius ancaman 1,5 kilometer. Di luar itu, kata dia, adalah wilayah aman dan tidak memiliki potensi bahaya.

"Sudah ditetapkan status waspada dengan jarak ancaman 1,5 km dari kawah, di luar itu aman," kata dia.

Berdasarkan data yang ia himpun, hingga Jumat (1/8) sore aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih cenderung tinggi. Menurutnya sejak pagi, erupsi masih terjadi secara menerus.

"Sampai sekarang sekitar 8 kali erupsi tapi yang terakhir itu erupsi menerus," kata dia.

Seismograf di Pos Pengamatan pun menunjukkan tremor yang fluktuatif dari 30 milimeter hingga 50 milimeter. Bahkan saat pagi hari, kata Kasbani, seismograf menunjukkan tremor yang melebihi skala.

Walaupun demikian, dengan adanya peningkatan tersebut dia mengatakan potensi bahaya masih belum berlebihan. Pihaknya, kata dia, akan sesegera mungkin menginformasikan jika ada peningkatan kembali.

"Di pemukiman masih aman, jadi masyarakat harus tetap beraktivitas seperti biasa," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement