Sabtu 03 Aug 2019 11:29 WIB

MUI: Radikalisme Agama dan Sekuler Jadi Tantangan Pancasila

Kedua ideologi itu mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (kanan)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan ada dua tantangan Pancasila ke depan yakni radikalisme agama dan radikalisme sekuler. Keduanya merupakan paham yang mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. 

"Meskipun HTI sebagai ormas yang mengusung paham khilafah sudah dibubarkan oleh pemerintah, tetapi ajarannya terus didakwahkan oleh kader-kadernya kepada banyak kalangan terkhusus kepada kelompok-kelompok staregis, misalnya pelajar, mahasiswa, ASN dan kalangan militer," kata Zainut, Jumat (2/8).

Baca Juga

Menurut pandangan MUI, Kiai Zainut menuturkan, khilafah memang bersumber dari ajaran Islam. Namun, khilafah bukanlah satu-satunya sistem pemerintahan yang sesuai dengan syariat Islam. 

Ia menerangkan NKRI dengan Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa juga merupakan hasil ijtihad para ulama. Pancasila sudah menjadi kesepakatan para tokoh pendiri bangsa dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. 

Untuk itu, ia mengatakan, setiap upaya yang ingin memaksakan faham khilafah untuk diterapkan di Indonesia adalah bentuk pengingkaran terhadap kesepakatan bangsa Indonesia yang sudah menerima NKRI dan Pancasila. Upaya tersebut juga dapat berpotensi melahirkan konflik dan ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

"Sedangkan tantangan Pancasila yang kedua adalah ancaman paham radikalisme sekuler, yaitu paham yang ingin memisahkan Pancasila dari nilai-nilai agama, gerakan ini menghendaki agar bangsa Indonesia menjadi bangsa sekuler, liberal dan jauh dari nilai-nilai agama," ujarnya. 

Untuk menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, Kiai Zainut menyampaikan, MUI mengajak seluruh kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama  (PNU) untuk menguatkan komitmennya kepada nilai-nilai perjanjian luhur bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Dengan demikian, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang utuh, bersatu, kuat dan sejahtera.

Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Pancasila dan Ancaman Radikalisme' ini diselenggarakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Gedung PBNU pada Jumat (2/8). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement