REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepolisian Rusia, Sabtu (3/8), menangkap hampir 100 demonstran dalam aksi protes menuntut pemilihan umum yang bebas di Moskow. Penangkapan itu termasuk aktivis terkemuka Lyubov Sobol, setelah pihak berwenang memperingatkan aksi tersebut ilegal.
Polisi menyergap Sobol dari dalam taksi dan memaksanya masuk ke mobil polisi menjelang dimulainya apa yang aktivis anti-Kremlin gambarkan sebagai aksi jalan damai untuk memprotes pengucilan calon mereka dari pemilihan mendatang.
Tak lama aksi protes dimulai, wartawan Reuters melihat ratusan orang berseliweran di salah satu titik di pusat kota Moskow. Beberapa menit kemudian polisi antihuru hara mulai memaksa mereka untuk keluar dari daerah tersebut.
OVD-Info, kelompok pemantau independen, menyebutkan polisi menangkap sedikitnya 89 orang. Sementara itu, wartawan Reuters menyaksikan sedikitnya 10 orang ditangkap. Polisi mengatakan telah mengamankan 30 orang serta 350 demonstran.
Kemarahan utama demonstran yakni larangan terhadap calon oposisi, yang beberapa di antaranya merupakan sekutu politikus oposisi yang mendekam di penjara, Alexei Navalny. Mereka dilarang mengikuti pemilihan badan legislatif kota Moskow pada September mendatang.