Ahad 04 Aug 2019 21:15 WIB

BMKG Minta Publik tak Khawatirkan Megathrust

Megathust bisa terjadi bergantung dari lempengan yang bertubrukan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Alat pendeteksi gempa
Foto: Wikipedia
Alat pendeteksi gempa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelapa Bidang Kedeputian Geofisika BMKG Daryono meminta masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan potensi terjadinya megatrust. Dia mengatakan, pada dasarnya Megathrust memang berpotensi memicu gempa dengan tingkat magnitudo tinggi.

"Tapi jangan sampai berpikir kalau itu terjadi kita tidak bisa hidup nyaman dan tentram aman, damai di daerah rawan, asal tahu mitigasinya," kata Daryono di Jakarta, Ahad (4/8).

Baca Juga

Dia mengatakan, Megathust merupakan bergeraknya tumpukan lempeng yang kedalamannya dangkal. Mereka kata dia, saling berbenturan sehingga menimbulkan penumpukan akumulasi medan tegangan pada batas tumpukan lempeng tersebut.

Dia mengungkapkan, Megathust bisa terjadi  bergantung dari lempengan yang bertubrukan. Di selatan Jawa misalnya, dia menjelaskan, ada lempeng Indo-Australia. Daryono mengungkapkan, tubrukan lempeng tersebut berpotensi mengguncang seluruh pulau Jawa yang dapat memicu timbulnya gelombang tinggi

"Tapi kalau itu terjadi dengan guncangan maksimal," katanya.

BMKG, Daryono mengatakan, memprediksi jika Megathurst akibatt tubrukan lempeng tersebut maksimal bisa menimbulkan efek giyangan 8,7 Skala Richter (SR). Kendati dia mengatakan, itu masih sebuah potensi yang belum tentu terjadi.

"Nah waktu Aceh itu keluar maksimumnya, 9,2 itu sehingga beberapa segmen rilis energi, mengeluarkan pelepasan energi," kata Daryono lagi.

Meski demikian, Daryono mengatakan, BMKG atau ahli manapun serta teknologi apapun tidak bisa memprediksi waktu pasti timbulnya Megathrust di Indonesia atau daerah lainnya. BMKG, dia melanjutkan, juga tidak bisa menerawang apakah gempa itu akan terjadi dalam waktu dekat atau tidak.

"Tapi ingat belum tentu keluar getaran maksimumnya, jadi bisa keluar bisa tidak. Sulit untuk diprediksi situasinya," kata Daryono lagi.

Dia meminta masyarakat untuk lebih bersinergi dengan pemerintah untuk bersama-sama melakukan langkah kesiapan terkait sebelum, sesaat, dan setelah terjadinya gempa. Dia mengatakan, kesiapan itu meliputi adanya bangunan yang sesuai dengan konstruksi aman gempa, perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi bencana alam tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement