Senin 05 Aug 2019 16:56 WIB

Fadli Zon: Kalau Negara Nggak Ada Listriknya Ya Kayak Apa..

Fadli Zon meminta direksi PLN bertanggung jawab dan mengundurkan diri.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Seorang guru tengah memeriksa tugas muridnya di dalam ruang kelas yang gelap akibat padamnya aliran listrik di MTs Annajah, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Seorang guru tengah memeriksa tugas muridnya di dalam ruang kelas yang gelap akibat padamnya aliran listrik di MTs Annajah, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Senin (5/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon memastikan DPR melalui komisi terkait akan segera memanggil jajaran direksi PLN untuk meminta penjelasan soal insiden pemadaman listrik yang terjadi sejak Ahad (4/8). Apalagi, menurutnya listrik dianggap sebagai sebuah nyawa bagi sebuah negara.

"Kalau negara nggak ada listriknya ya kayak apa. Dan ini sampai berjam-jam begitu, dan mempengaruhi komunikasi bahkan sampai ke sistem komunikasi kan, kita juga sulit berkomunikasi, handphone, Whatsapp, dan sosial media lainnya," di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8).

Baca Juga

Fadli mengkritisi PLN pascainsiden padamnya listrik. Ia pun mendesak agar PLN bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut.

"Menurut saya harus ada orang yang bertanggung jawab apa yang menyebabkan itu, karena ini telah menimbulkan kerugian yang besar di masyarakat. Kerugian material, kerugian non-material, kerugian waktu, dan juga apalagi di bidang usaha," ujar Fadli.

Menurutnya, insiden padamnya listrik yang terjadi di hampir seluruh Jawa Barat bukanlah hal kecil. Ia mendesak  agar para pejabat PLN yang mengurusi hal tersebut mengundurkan diri.

"Misalnya direksi PLN-nya atau siapa yang bertanggung jawab mengenai urusan itu harus dimintai pertanggungjawabannya, nggak bisa dianggap satu angin lalu saja seolah-olah ini suatu kecelakaan," kata politikus Gerindra tersebut.

Ia juga menuturkan, imbas kejadian tersebut ikut berdampak ke berbagai sektor. Akibatnya, sejumlah usaha dan bisnis yang mengandalkan listrik mengalami kerugian. Tidak hanya itu, kejadian tersebut juga berdampak pada kredibilitas pemerintah.

"Apa masih sanggup, masak urus listrik saja nggak becus," ungkapnya.

Seperti diketahui, padamnya listrik di sejumlah titik Jabodetabek melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat. Pemadaman yang terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami  trip, lalu Gas Turbin 7  dalam posisi mati (off). Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.

Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman. Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pihaknya masih berfokus memulihkan sistem kelistrikan. Dia memastikan, PLN akan melakukan investigasi atas terjadinya gangguan kelistrikan.

PLN, kata dia, akan menunjuk pihak independen untuk melakukan investigasi tersebut. "Kita tahu ini dampaknya luar biasa. Kami ingin melakukan perbaikan signifikan. Oleh karena itu, kami perlu masukan-masukan dari tim independen," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement