Kamis 08 Aug 2019 15:50 WIB

Singkawang Harapkan Water Bombing Atasi Karhutla

Kebakaran lahan yang terus meluas membutuhkan water bombing untuk pemadaman

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Antara
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Kota Singkawang Kalimantan Barat mengharapkan bantuan helikopter pengebom air (water bombing). Bantuan water bombing dibutuhkan untuk proses pemadaman kebakaran lahan yang terus meluas di kota itu.

"Dalam enam hari melakukan pemadaman, kami sudah melakukan koordinasi dengan Kepala BPBD Singkawang untuk memohon agar pemadaman bisa dilakukan dengan water bombing. Namun kondisi di Kalbar memang cukup pekat asapnya sehingga heli masih fokus melakukan pemadaman di Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya," kata Kepala Daops Manggala Agni Singkawang, Yuyu Wahyudin, Kamis (8/8).

Baca Juga

Dia mengatakan sejak sepekan terakhir sampai Kamis sore sekitar 12 hektare lahan di Kelurahan Sagatani, Kecamatan Singkawang Selatan sudah terbakar. Pemadaman pun masih dilakukan Satgas Gabungan Karhutla karena dikhawatirkan api masih hidup lantaran lahan yang terbakar merupakan tanah gambut dan mineral.

"Kendala di lapangan memang medannya cukup menantang. Terlebih kondisi tanah memang gambut dan mineral. Jadi ini yang menjadi tantangan kita," kata Yuyu.

Manggala Agni ketika melakukan pemadaman sudah sesuai SOP mulai dari perencanaan, size up, hingga pemadaman. "Saya juga mengimbau agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar, terlebih sekarang ini musim kemarau," pesannya.

Manggala Agni Singkawang wilayah kerjanya meliputi Sing Bebas (Singkawang, Bengkayang dan Sambas) dituntut untuk lebih profesional dan inovatif. Manggala Agni Singkawang sudah mendapatkan bantuan drone dari Direktorat KLHK.

"Bantuan drone ini untuk memantau titik api dalam melakukan ground checking, memonitor luas areal kebakaran hutan maupun lahan," jelasnya.

Personel yang ada di Manggala Agni Singkawang masih sangat terbatas. Tetapi dengan adanya drone ini pengamatan dari ketinggian bisa diatasi. Luas areal hutan maupun lahan yang terbakar juga bisa dikalkulasi.

"Manfaatnya sangat terasa sekali karena sewaktu kejadian Karhutla di Mayasofa kita sangat kesulitan mencari lokasi asap. Namun, sewaktu kita terbangkan drone rupanya posisi asap ada di sebelah kiri kita. Barulah kita temukan areal kebakarannya dan langsung menuju ke lokasi tersebut," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement