Jumat 09 Aug 2019 06:20 WIB

PGN Siapkan Skema KPBU untuk Bangun Pipa Jaringan Gas Bumi

Pada 2025, pemerintah menargetkan 4,7 juta sambungan jaringan gas di Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Seorang warga menunjukkan meteran jaringan gas rumah tangga di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019).
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Seorang warga menunjukkan meteran jaringan gas rumah tangga di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mengaku tengah merancang skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk menggandeng perusahaan swasta dalam membangun jaringan gas (jargas) bumi. Selama ini, pipa jargas yang dibangun PGN menggunakan alokasi anggaran pemerintah. 

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan, pada 2025 pemerintah menargetkan ada 4,7 juta sambungan rumah tangga jargas dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Sejak tahun 2009 pembangunan jarga dimulai, hingga saat ini baru terbangun 564 sambungan jargas. 

Baca Juga

Karena itu, dibutuhkan pendanaan non-APBN untuk mempercepat pembangunan. "Kita siapkan pola KPBU dengan melibatkan investor untuk membangun jaringan gas. Rencana kami banyak tapi kebutuhan pembiayaan juga besar," kata Gigih di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Kamis (8/8). 

Pada tahun ini saja, perseroan menargetkan pembangunan Jaringan Gas sebanyak 78 ribu sambungan rumah tangga. Pembangunan itu sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikucurkan pemerintah. 

Adapun pada 2020-2021, PGN menargetkan pembangunan 1 juta sambungan jargas. Dimana, sebanyak 500 ribu sambungan menggunakan dana APBN dan 500 ribu sisanya menggunakan dana mandiri PGN. Hanya saja, Gigih belum dapat mengungkapkan kebutuhan biaya pembangunan lebih detail. Pada waktu yang sama, PGN mulai melakukan persiapan skema KPBU.  

Skema KPBU diharapkan dapat mulai diterapkan untuk pembangunan jargas pada tahun 2022-2025. Dalam kurun waktu itu, ditargetkan pembangunan 3,13 juta sambungan jargas  yang bisa dibangun menggunakan dana pihak swasta, PGN, dan APBN.   

"Kita akan siapkan dokumen studi kelayakan, saat ini masih proses penyiapan bersama Kementerian Keuangan. Harapannya ini bisa terwujud sehingga kita bisa undang investor untuk mengikuti tender proyek," ujarnya. 

Meski demikian, Gigih menuturkan, untuk membangun Jargas sesuai target perencanaan bukan hal mudah. Kondisi geograsif Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau memberikan tantangan tersendiri. Untuk dikawasan Indonesia Barat, PGN terus melakukan penyambungan pipa dari Lapangan Gas Arun di Aceh hingga ke Hawa Timur. 

Saat ini pembangunan sambungan pipa kawasan Indonesia barat hampir 80 persen. Sebanyak 20 persen sisanya masih harus disambungkan ke kawasan Jawa Tengah ke Jawa Barat. 

Adapun untuk kawasan Indonesia Tengah dan Timur, perlu dibangun terminal untuk menampung gas cair LNG. Penggunaan gas cair dipilih karena kondisi geografis yang sulit. Setelah pembangunan terminal selesai, berikutnya PGN akan membangunan jaringan di kawasan berikut hub gas. Mengenai itu, PGN tengah melakukan kajian secara mandiri. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement