REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT — Pemerintah Kuwait mengumumkan sisa warga negara itu yang hilang di Irak, pascarezim mantan presiden Irak Saddam Hussein ditumbangkan Amerika Serikat, telah kembali.
Dalam sebuah laporan, warga tersebut diserahkan melalui perbatasan di Abdali, Irak dan upacara penyambutan dilangsungkan pada Kamis (8/8), dengan dihadiri oleh pajabat dari kedua negara.
Sebelumnya, pada Juli Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan telah mengidentifikasi sisa-sisa 32 tahanan Kuwait yang ditemukan di kuburan massal di Provinsi Samawa, wilayah selatan negara itu. Kerjasama dengan organisasi Palang Merah membuat penemuan kuburan massal terjadi, termasuk juga di Provinsi Al-Muthanna pada Maret lalu.
“Pemerintah Irak bekerjasama dengan organisasi Palang Merah menemukan kuburan massal di Provinsi Al-Muthanna pada Maret dan kuburan itu berisi 46 orang yang meninggal dunia,” ujar pernyaaan Kementerian Luar Negeri Irak dilansir Middle East Monitor, Jumat (9/8).
Irak pernah menginvasi Kuwait pada 1990, hingga Amerika Serikat (AS) turun tangan dan memaksa pasukan negara itu untuk mundur. Pada Februari lalu, Pemerintah Irak mengumumkan bahwa Kuwait telah menerima sekitar 300 sisa tahanan yang dieksekusi rezim Hussein di tahun tersebut.
Irak dan Kuwait memulai kembali hubungan diplomatik yang sempat terputus, setelah Saddam Hussein digulingkan dari kepemimpinan dalam invasi AS pada 2003. Saddam Hussein ditangkap dan dieksekusi tiga tahun kemudian di Negeri Paman Sam setelah dijatuhi hukuman mati atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Puti Almas