REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Anggoro Pramudya (instagram @jarakkata)
Manchester United (MU) secara resmi mengikat bek tengah Harry Maguire dari Leicester City dengan mahar fantastis 80 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,39 triliun. Harga itu menjadikan Maguire sebagai bek termahal di jagat bumi ini.
Sebelum bergabung dengan kesebelasan asal kota pelabuhan, Maguire menghabiskan dua musim bersama kampiun Liga Primer Inggris 2016, Leicester City. Dalam kurun waktu tersebut, pemain bernama lengkap Jacob Harry Maguire telah mencatat 69 penampilan di tim utama the Foxes.
Sejak kecil Maguire memang telah memimpikan bisa berseragam tim berjuluk Setan Merah. Kini, impian sudah menjadi nyata. Maguire mengemban tugas berat untuk mendirikan tembok kokoh di lini belakang United bersama Victor Lindelof. Adapun, Maguire menjadi pemain rekrutan ketiga yang didatangkan manajamen United pada jendela transfer musim panas ini.
Dari transfer Maguire ini, setidaknya telah menggambarkan fenomena baru dari industri sepak bola modern dalam beberapa tahun terakhir. Klub top Benua Biru rupanya sudah tak ragu lagi untuk merogoh kocek dalam demi mendapatkan pemain belakang.
Sebelum Maguire, beberapa klub seperti Liverpool, Bayern Muenchen, Manchester City, dan Juventus pernah menghamburkan uang untuk membeli defender dengan jaminan kualitas terbaik. Padahal, sang pemain belum diketahui apakah akan tampil klop atau justru flop ketika sudah didatangkan di klub barunya tersebut.
Setidaknya, Liverpool bisa tersenyum bahagia ketika mendatangkan Virgil van Dijk sebagai bek termahal pada bursa transfer 2018. Van Dijk dibeli dengan harga 75 euro dari Southampton dan mampu membuktikan kualitasnya untuk membangun benteng kokoh di lini pertahanan the Reds. Bahkan, Van Dijk menjadi pilar penting ketika Liverpool menjadi runner up Liga Inggris dan juara Liga Champions musim lalu.
Terlepas dari kesuksesan van Dijk dan pembelian Maguire, saat ini berkah bagi pemain bertahan telah berubah. Jika dahulu ada bek tangguh semacam Franco Baresi, Paolo Maldini, Javier Zanetti, dan Ciro Ferrara, namun banderol mereka masih tak selangit jika dibandingkan dengan harga striker.
Perubahan ini, boleh jadi karena tren sepak bola dalam satu dekade terakhir lebih menunjukan permainan menyerang dengan kualitas lini depan yang begitu mumpuni. Analisis sudah jadi bagian terpenting dalam sepak bola Eropa, bahkan dunia, dan sebagian besar yang dikerjakan adalah bagaimana sebuah tim dapat menyerang dengan sangat baik, bukan kepada bagaimana cara bertahan yang baik alias mengantisipasi dari terjadinya kebobolan.
Ini dilakukan hampir semua klub yang disebutkan di atas, Manchester City, Tottenham Hotspur, Liverpool, dan Juventus di bawah kepemimpinan Maurizio Sarri yang diyakini dapat mengubah filosofi bermain tim lebih menyerang.
Praktis, perkembangan cara menyerang yang lebih baik pesat sekali, tak bisa diimbangi oleh cara bertahan yang bagus. Dan, United menyadari bahwa mendaratkan Maguire ke Theather of Dream adalah upaya untuk menyeimbangkan kedua kutub tersebut -- tajam ketika menyerang dan kokoh saat bertahan.
Dalam fenomena ini, tak ada jaminan Maguire bakal tampil moncer bersama United musim depan. Tetapi, merujuk pada statistik permainan bek berusia 26 tahun itu, maka sedikit jawaban bakal didapat oleh para penggemar United.
Kecakapan duel udara Maguire juga membuatnya menonjol. Rata-rata dia memenangkan pertarungan udara setiap 22 menit untuk Leicester di Liga Inggris. Catatan itu mengungguli Lindeloef dan Phill Jones, dan secara signifikan lebih baik ketimbang Eric Bailly.
Maguire memang memiliki kelemahan, namun ia dianggap bisa menjadi paket lengkap sosok bek yang dibutuhkan oleh United. Terlebih, sebelumnya mantan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson dengan tegas meminta manajemen Setan Merah untuk segera mengamankan Maguire.
Tentunya, selamat datang Maguire! Kini, asa United telah berada dipundakmu. Hanya satu cara untuk meresponsnya: buktikan bahwa harga mahal itu memang sepadan bagi seorang defender.