REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai penjualan dan pemasaran mobil listrik harus lebih murah atau kompetitif agar dapat berkembang dan menarik minat masyarakat untuk membelinya. "Kalau harga dan biaya operasional mobil listrik kompetitif, mobil listrik akan berkembang di Indonesia," ujar Darmaningtyas di Jakarta, Ahad (11/8).
Dia menjelaskan jika harga dan operasional mobil listrik tidak kompetitif dengan mobil konvensional atau biasa, mungkin mobil listrik bukan jawaban yang tepat untuk mendorong penghematan energi. Selain itu, harga mobil listrik yang lebih mahal atau di atas harga mobil konvensional juga bisa membuat masyarakat tidak terjangkau untuk memilikinya sekaligus mengurangi minat mereka untuk memiliki mobil listrik.
Masalah lainnya yang perlu diantisipasi oleh pemerintah, yakni baterai mobil listrik, termasuk masa pakai baterai apakah akan selamanya atau periode tertentu saja. Kalau baterai mobil listrik bersifat tidak permanen dan harus diganti pada periode tertentu, menurut dia, berarti masyarakat akan menghadapi masalah baru yakni persoalan pembuangan baterai mobil listrik yang sudah tidak terpakai.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar produk kendaraan elektrik yang dibuat di Indonesia dapat lebih murah. Dengan bahan-bahan baterai yang terdapat di Indonesia, harga mobil listrik kemungkinan bisa ditekan lebih murah sehingga dapat berseliweran di kota-kota di Indonesia.
Presiden mengatakan strategi bisnis kendaraan listrik bisa dirancang Indonesia sehingga mendahului kompetitor dalam membangun kendaraan listrik dengan harga terjangkau dan berkualitas. Presiden mengatakan pembangunan industri kendaraan elektrik memerlukan waktu lebih dari 2 tahun. Hal itu dikarenakan sejumlah perusahaan otomotif melihat minat pasar terhadap produk tersebut.
Dia menjelaskan kendaraan bertenaga listrik relatif memiliki harga yang lebih mahal ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak.