Senin 12 Aug 2019 02:42 WIB

Perubahan Iklim akan Picu Krisis Pangan Dunia

PBB baru saja merilis hasil penelitian terkait dampak perubahan iklim.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andri Saubani
Seorang pengunjuk rasa membawa poster berbentuk Mother Earth sebagai bentuk unjuk rasa atas perubahan iklim di New York, Ahad (21/9).
Foto: Reuters
Seorang pengunjuk rasa membawa poster berbentuk Mother Earth sebagai bentuk unjuk rasa atas perubahan iklim di New York, Ahad (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Makanan akan menjadi langka, harganya melonjak mahal dan tanaman akan kehilangan nilai nutrisi akibat perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Intergovernmental Panel on Climate Change Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Perubahan iklim juga akan mengubah jenis tanaman yang biasa ditanam petani. Cuaca akan menjadi terlalu panas bagi petani menumbuhkan tanaman. Cuaca juga bisa membuat lebih banyak banjir, salju dan meningkatkan kelembaban udara. Sehingga, membatasi jenis-jenis tumbuhan yang bisa ditanam petani.

Pamela McElwee, seorang profesor ekologi manusia dari Universitas Rutgers menyampaikan, nutrisi makanan secara kuantitatif dapat menurun akibat perubahan iklim. Gandum yang ditanam pada kadar karbon dioksida yang tinggi akan mengurangi sekitar 6-13 persen protein. Juga akan mengurangi 4-7 persen zat seng dan mengurangi 5-8 persen zat besi.

"Kami sedang mempelajari bagaimana hasil penelitian ini akan diterjemahkan ke dalam makanan yang kami makan dan ke berbagai tanaman lainnya, kami melihat hasil yang sama," kata Cynthia Rosenzweig, seorang ilmuwan peneliti senior di NASA Goddard Institute for Space Studies, dilansir dari CBS Baltimore, Senin (12/8).

Cynthia menyampaikan, peristiwa ekstrem seperti gelombang panas musim panas di Eropa meningkat drastis. Sementara itu, sistem makanan sudah menunjukkan ketegangan. Kasus kekurangan gizi telah lama menjadi perhatian para ilmuwan yang memperhatikan perubahan iklim dengan cermat.

Ketika manusia tidak memiliki cukup makanan, maka akan mengurangi kemampuan dan fungsi fisik manusia. Sehingga, dapat mengurangi kemampuan manusia untuk berpikir jernih. Bahkan hasil penelitian telah menunjukan manusia yang asupan makanan tidak cukup berisiko terkena penyakit kronis. Bahkan, bisa mengakibatkan kematian.

Sebuah hasil penelitian yang diterbitkan pada Mei 2019 juga melaporkan hasil pengamatan terhadap 10 tanaman. Di antaranya jelai, singkong, jagung, kelapa sawit, lobak, beras, sorgum, kedelai, tebu dan gandum. Hasil penelitian tersebut mengungkap akibat perubahan iklim, dunia telah kehilangan 35 triliun kalori setiap tahunnya. Itu setara dengan sekitar 1 persen kalori makanan yang hilang setiap tahun.

"Itu berarti telah kehilangan kalori makanan untuk sekitar 50 juta orang, itu sudah terjadi, mungkin di masa depan kita akan melihat lebih banyak yang hilang, kecuali jika kita bersiap untuk itu dan mengurangi emisi karbon," kata Deepak Ray, seorang ilmuwan senior yang melakukan penelitian tersebut.

photo
Infografis Perubahan Iklim

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement