Senin 12 Aug 2019 10:33 WIB

Kekeringan Ekstrem Landa Indramayu, Cirebon, dan Majalengka

Warga diminta waspada terhadap potensi bahaya kekeringan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan parah di musim tanam gadu 2019, Senin (10/6).
Foto: Dok Istimewa
Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan parah di musim tanam gadu 2019, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Potensi kekeringan ekstrem masih melanda wilayah Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka di musim kemarau tahun ini. Warga pun diminta untuk mewaspadai kondisi tersebut.

"Potensi kekeringan ekstrem karena daerah-daerah itu tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari," ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, Senin (12/8).

Baca Juga

Pria yang disapa Faiz itu menyebutkan, di ketiga kabupaten itu, potensi kekeringan ekstrem melanda berbagai kecamatannya. Untuk Kabupaten Indramayu, wilayah yang tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari itu tersebar di Anjatan, Sukra, Indramayu, Gabuswetan, Gantar, Sukagumiwang, Kertasemaya, Jatibarang, Cikedung, Lelea, Sliyeg, Terisi, Cikedung, Balongan, Lohbener, Karang Asem, Kroya, Cipancuh dan Temiyang.

Sedangkan di Kabupaten Majalengka, potensi kekeringan ekstrem terjadi di Ligung, Jatiwangi, Kadipaten, Banjaran, Cikijing, Sukahaji, Pajajar, Jatiwangi, Talaga, Cikijng, Cigasong, Bantarujeg, Maja, Rajagaluh, Leuwimunding, Kertajati, Maja, Argapura, Kertajati, Jatitujuh dan Jatiwangi. Sementara untuk Kabupaten Cirebon, tersebar di Kecamatan Susukan dan Lemahabang.

"Tiga wilayah di Kabupaten Indramayu bahkan mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) Terpanjang selama 115 hari," terang Faiz. Ketiga wilayah tersebut, yakni Gantar, Bantarhuni dan Temiyang.

Faiz pun mengingatkan warga untuk waspada terhadap potensi bahaya kekeringan yang terjadi akibat semakin berkurangnya ketersediaan air di sumber-sumber air (sungai, waduk, danau) serta krisis air bersih. Warga juga diimbau mewaspadai meningkatnya potensi gagal panen dan kenaikan harga komoditas pertanian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement