Senin 12 Aug 2019 12:27 WIB

OJK: Pasar Modal Bisa Topang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pasar modal memiliki ruang yang lebih besar untuk memberikan pendanaan bagi emiten.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Peringatan 42 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, di Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Peringatan 42 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, di Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta Bursa Efek Indonesia selaku Self Regulatory Organization (SRO) meningkatkan peran dalam mendorong pertumbuhan pasar modal. OJK melihat pertumbuhan pasar modal merupakan salah satu penopang pertumbunan ekonomi nasional. 

"Pasar modal itu salah satu nadi perkembangan ekonomi Indonesia. Kita harapkan pasar modal punya peran yang lebih besar lagi," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam acara Peringatan 42 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, di Jakarta, Senin (12/8). 

Baca Juga

Wimboh mengemukakan perekonomian Indonesia tumbuh sangat lambat dalam tiga tahun terakhir. Menurutnya, salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi ini yaitu dengan meningkatkan sektor riil. 

Wimboh berharap, SRO bisa lebih proaktif membantu sektor riil tumbuh melalui penggalangan dana di pasar modal. Pasar modal sendiri memiliki ruang yang lebih besar untuk memberikan pendanaan bagi perusahaan tercatat.

Selama ini, Wimboh mengatakan, intermediasi keuangan Indonesia lebih banyak didukung oleh industri perbankan. Padahal, perbankan hanya bisa memberikan pembiayaan untuk pendek. 

"Pasar modal bisa menjadi solusi untuk mendapatkan pembiayaan jangka panjang, terutama untuk proyek infrastruktur," kata Wimboh. 

Wimboh menambahkan, perlambatan ekonomi beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global. Tensi trade war antara Amerika Serikat dan Cina diperkirakan masih berlanjut dan bahkan sudah mengarah ke currency war.

Kondisi itu mengakibatkan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan berbagai lembaga internasional menjadi semakin nyata dan memberikan tekanan pada perdagangan internasional. Hal ini mengindikasikan tantangan dari perlambatan ekonomi global ini masih akan mewarnai perkembangan ekonomi domestik dan juga tentunya kinerja pasar modal ke depan.

"Untuk itu, Kita semua harus merespons dinamika ini dengan cepat dan tepat," tutup Wimboh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement