Selasa 13 Aug 2019 21:05 WIB

Mendidik dengan Bercerita

Ada empat manfaat metode pendidikan dengan bercerita

Bercerita adalah salah satu metode pendidikan (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Bercerita adalah salah satu metode pendidikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mulyana

Rasulullah SAW telah memberikan teladan terbaik bagaimana kita seharusnya mendidik anak-anak. Beragam cara dan metode telah dijelaskan, baik dalam Alquran maupun hadis.

Baca Juga

Di antaranya adalah dengan metode menceritakan suatu kisah, seperti dalam salah satu firman-Nya, "Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'" (QS 31: 13).

Dalam ayat lainnya Allah menceritakan, "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub, 'Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam'" (QS 2: 132).

Rasulullah SAW mengajarkan, "Didiklah anak-anak kalian dengan tiga hal: cinta kepada Nabi, cinta kepada keluarga dan sahabatnya, dan mampu membaca Alquran. Sesungguhnya orang yang mengamalkan Alquran akan berada dalam naungan Allah pada saat tidak ada naungan selain naungan-Nya bersama para Nabi dan orang-orang yang dicintai-Nya" (HR Imam Daelami dari Ali bin Abi Thalib).

Dalam konteks pengetahuan saat ini, menceritakan suatu kisah kepada anak, sebagaimana diungkapkan para pakar psikologi, sedikitnya ada empat manfaat bagi perkembangan anak.

Pertama, membangun moral dan nurani. Setiap kisah yang diceritakan selalu mengandung pelajaran moral dan hikmah yang dapat dijelaskan orang tua kepada anaknya. Pada tahapan ini, si anak dapat mengidentifikasikan mana prilaku yang baik dan boleh mereka lakukan serta mana yang buruk yang tidak boleh mereka lakukan, sehingga si anak kelak dapat meneladani prilaku yang baik.

Kedua ayat di atas, misalnya, mengajarkan bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang patut disembah dan dilarang untuk mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun serta Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah bagi manusia.

Pendidikan moral ini, khususnya tentang agama, Tuhan, dan rasul-Nya, sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Pendidikan agama dan pengenalan kepada Tuhan dan rasul-Nya merupakan bekal utama bagi mereka dalam menjalani kehidupan ini.

Kedua, menjalin komunikasi yang akrab. Dengan bercerita, biasanya anak akan memperhatikan, melihat mimik orang yang bercerita, melihat gerakannya, mendengar suaranya, bahkan mereka bisa menyampaikan pendapat atau pertanyaan-pertanyaan. Melalui kegiatan inilah komunikasi antara anak dan orang tuanya menjadi dekat dan akrab.

Ketiga, mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Imajinasi anak akan terasah dengan seringnya kita bercerita kepada mereka. Mereka dapat menggambarkan dengan imajinasinya orang atau tokoh yang menjadi cerita tersebut. Dan, imajinasi pada batas-batas tertentu dapat merangsang kreativitas anak.

Keempat, membantu merangsang berbagai macam aspek perkembangan anak, di antaranya adalah kemampuan kognitif dan kecerdasan emosinya. Selain itu, bercerita pun merangsang tumbuhnya minat baca sejak dini pada anak-anak kita. Semoga kita dapat memberikan pendidikan dan teladan terbaik bagi anak-anak kita.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement