BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena hujan pada Kamis (15/8/2019) siang di Bogor. Di wilayah Indonesia saat ini diketahui berada dalam musim kemarau panjang.
"Fenomena ini karena ada faktor regional yang menyebabkan hujan. Biasanya adanya perlambatan angin di sekitar khatulistiwa yang menyebabkan arah atau belokan angin di sekitar Jawa Barat dan Banten," ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG di Cisarua, Kabupaten Bogor, Asep Firman Ilahi, Kamis (15/8/2019).
AYO BACA : 300 Warga Bogor Arak Bendera Merah Putih Sepanjang 100 Meter
Sehingga, kata dia, perlambatan angin di sekitaran khatulistiwa membuat potensi pertumbuhan awan hujan menjadi tinggi.
Maka, menurut Asep, hujan yang terjadi di sebagian wilayah Bogor ini bukan berarti tanda-tanda dari peralihan musim kemarau ke musim hujan. Ia memberikan indikator peralihan musim, yakni terjadinya hujan secara berturut-turut selama 10 hari atau satu dasarian.
AYO BACA : Program Bogor Antik Solusi Kurangi Sampah Plastik
"Hujan pertama di musim kemarau tidak berarti sudah memasuki musim hujan. Kriteria memasuki musim hujan menurut versi BMKG adalah ditandai dengan keadaan hujan berturut-turut selama satu dasarian, diikuti oleh dua dasarian berikutnya," ujar Asep.
Berdasarkan hasil prediksinya, musim hujan di wilayah Bogor baru akan terjadi pada akhir September. Kemudian musim hujan secara menyeluruh ketika memasuki dasarian pertama Oktober.
Hingga Kamis (15/7/2019) pukul 14.30 WIB, selain Kota Bogor, hujan juga mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Bogor, yakni Kecamatan Pamijahan, Ciampea, Tenjolaya, Dramaga, Ciomas, dan Rancabungur.
AYO BACA : Kejari Bogor Tolak Berkas Kasus Wanita Bawa Anjing ke Masjid