Sabtu 17 Aug 2019 15:17 WIB

Hasto tidak Setuju Dikotomi Menteri Profesional dan Parpol

Hasto menanggapi wacana menteri dari kalangan profesional lebih banyak dari parpol.

Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak menyetujui adanya dikotomi antara menteri dari kalangan profesional dan kalangan partai politik. Hal tersebut disampaikan Hasto di sela peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar PDIP di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Sebenarnya tidak ada dikotomi soal menteri profesional dari partai dan profesional dari kalangan teknokrat," katanya di Jakarta, Sabtu (17/8), menanggapi wacana porsi menteri lebih banyak untuk kalangan profesional.

Menurut dia, partai juga terus menerapkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, teknologi manajemen, dan langkah-langkah best practice dalam pengelolaan partai. "Profesionalitas itu dimaknakan sebagai semua pemahaman terhadap keseluruhan disiplin ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugasnya," ungkapnya.

Ia menjelaskan, partai pun menerapkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, mulai teknologi, psikologi, sosiologi, politik, ekonomi, manajemen, hingga filsafat sebagai pokoknya, yakni filsafat Pancasila. "Jadi, kami tidak menyetujui dikotomi parpol dan profesional karena partai juga mengembangkan kemampuan profesional," tegasnya.

Selain itu, Hasto mengatakan PDIP memiliki sekolah partai yang mengadakan semacam kursus politik untuk meningkatkan keterampilan di dalam perpolitikan. "Keterampilan yang dibutuhkan oleh PDIP dalam menggalang kekuatan rakyat, keterampilan komunikasi, keterampilan dalam pergerakan ekonomi kerakyatan. Semua kami latih," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement